Sakato.co.id – Salah satu upaya yang harus dilakukan para petani Sawit saat ini agar tidak membakar tandan kosong kelapa sawit, tapi saat ini dengan melakukan proses karbonisasi terhadap tandan kosong kelapa sawit tersebut. Akhir dari karbonisasi ini yakni Biochar atau salah satu bentuk arang.
Hal tersebut diungkapkan Peneliti Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) LPPM IPB University Prof Dr Ir Erliza Hambali MSi saat Sosialisasi Karbonisasi Tandan Kosong Sawit dan Pemanfaatannya sebagai Soil Conditioner untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan dan Kesuburan Tanah pada Perkebunan Sawit di salah satu Hotel Berbintang di Kota Padang, Jumat (5/7/2024).
Ia menjelaskan biochar ini bisa digunakan untuk pembenah tanah atau soil conditioner. Artinya, soil conditioner ini adalah segala bahan pembenah tanah yang dapat memperbaiki kondisi tanah. Manfaatnya mampu menyerap air dikarenakan memiliki pori-pori besar dan unsur-unsur hara akan terserap ke dalam pori-pori biochar ini.
“Biochar itu bukan pupuk. Cuma sebagai pendamping pupuk,” tegas Prof Erliza Hambali, yang juga ketua Pelaksana Sosialisasi tersebut.
Lebih lanjut kata Prof Erliza Kenapa ini penting bagi petani sawit? Pertama, contoh sederhana adalah pupuk NPK. “Untuk unsur N (Nitrogen), kita punya. Ada di Sumatera dan Kalimantan. Tapi untuk unsur P (Phospat) kita tidak punya cukup atau masih kurang. Saat ini untuk unsur P ini kita impor dari Yordania dan lebih kurang 7 sampai 10 negara,” ungkapnya.
“Kemudian, untuk unsur K (Kalium) Indonesia tidak mempunyai sama sekali atau 100 persen impor. Bisa kita bayangkan Indonesia itu negara agraris. Tapi impor Kalium Chloride (KCl) USD 1 M per tahun,” imbuhnya.
Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk mengurangi impor ini. Berdasar hasil penelitian dari beberapa peneliti, termasuk PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA), penggunaan biochar tandan kosong kelapa sawit sebagai Soil Conditioner, dapat mengurangi biaya pemupukan di lahan sawit milik sebesar 20 persen.
“Kita ketahui biaya terbesar yang dibutuhkan pada industri perkebunan kelapa sawit agar tanaman tumbuh dengan baik dan subur serta berbuah baik adalah pupuk. Biaya pemupukan sekitar 80 persen dari keseluruhan biaya operasional perkebunan tersebut,” jelasnya.
Terakhir Prof Erliza berharap, pada Sosialisasi ini pihaknya menegaskan bagaimana terus mensosialisasikan Sawit ini memiliki sejuta kebaikan.
(*)