Sakato.co.id – Gunung Marapi yang berada di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, kembali erupsi pada Senin (18/12/2023) pukul 13:04 WIB. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi ± 1 menit 36 detik.
Menurut Ahmad Rifandi, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Marapi, di Belakang Balok, Bukittinggi, erupsi ini bersifat eksplosif. Namun, tinggi kolom abu tidak teramati.
“Erupsi ini tidak menimbulkan dampak signifikan, abu vulkanik terpantau terbawa angin ke arah barat daya dan tidak sampai ke pemukiman penduduk,” kata dia.
Meski demikian lanjutnya, status Gunung Marapi masih berada pada Level II (Waspada). Hal ini berarti masyarakat di sekitar gunung api tersebut dan pengunjung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan memasuki dan melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
“Kita mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan,” sebutnya.
Kemudian, Masyarakat yang berada di sekitar Gunung Marapi juga diminta untuk menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik.
“Selain itu, jika terjadi hujan abu, masyarakat diminta untuk mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh,” kata dia.
Pihaknya juga meminta masyarakat untuk menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
(*)