Sakato.co.id – Heri Sumarno, calon anggota legislatif (Caleg) Partai Demokrat, menilai perlu sentuhan tangan lain untuk membangun dan mengembangkan sektor pertanian di Kecamatan Panti dan Duo Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
Menurut Caleg untuk DPRD Pasaman di ajang Pemilu 2024 itu, sentuhan tangan lain dimaksud bisa jadi berupa bimbingan teknis dari pihak-pihak yang berkompeten di bidang itu, termasuk juga dalam wujud injeksi modal usaha.
Kedua kecamatan tersebut, menurut Marno, punya potensi besar di sektor pertanian dengan sejumlah sub-sektornya itu seperti perikanan, perkebunan, dan sub-sektor tanaman pangan.
Tapi, menurut caleg dengan nomor urut satu (1) dari Dapil Pasaman II yang meliputi Kecamatan Panti dan Duo Koto, sejauh ini sektor pertanian dinilai belum memberi nilai tambah ekonomi berarti buat peningkatan kesejahteraan para pelakunya.
Politisi muda ini menunjuk contoh pelaku usaha sub-sektor tanaman pangan. “Bila tiba jadwal pemupukan, masih ada sejumlah petani yang kewalahan dalam mendapatkan dana untuk pembeli pupuk,” ungkapnya.
Itu artinya, menurut Marno, sejauh ini masih banyak di antara petani yang belum sepenuhnya bisa menggantungkan sumber ekonominys kepada sektor pertanian yang menjadi pilihan hidup mereka.
Sementara pada kondisi lain, menurut Marno, baik karena kondisi alam atau lantaran kemampuan, masyarakat di kedua kecamatan seakan “dipaksa keadaan” untuk menekuni bidang pertanian.
Solusi dari persoalan itu, menurut Marno, sudah saatnya dilakukan intervensi yang intens dan totalitas dari para pemangku kepentingan agar para petani bisa keluar dari dilema yang sudah dihadapi selama sekian kali pergantian generasi itu.
“Bisa berupa bimbingan teknis atau injeksi modal usaha,” sebutnya. “Saya pikir pemerintah memiliki kemampuan yang cukup untuk menjawab kedua persoalan tersebut,” tuturnya.
Melalui bimbingan teknis yang terarah dan tepat, dikatakan Marno, diharapkan petani bisa diarahkan untuk memilih jenis komoditas yang dibutuhkan pasar dan dinilai memiliki prospek yang bagus ke depan.
“Jangan sampai petani dibiarkan berlarut-larut mengelola komoditas yang secara ekonomi tidak menguntungkan mereka,” katanya. “Termasuk komoditas dengan prospek yang kurang menjanjikan.”
Agar para petani bisa mengolah komoditas yang menguntungkan, kata Marno lagi, langkah intervensi berikutnya adalah berupa injeksi modal usaha, baik berupa hibah atau pinjaman berbunga rendah/lunak.
(*)