Sektor Jasa Keuangan Sumbar Makin Bersinar, OJK: Topang Pertumbuhan Ekonomi Daerah!

Sakato.co.id – Kabar gembira datang dari sektor jasa keuangan di Sumatera Barat! Hingga April 2025, sektor ini menunjukkan pertumbuhan positif yang signifikan dengan tingkat risiko yang tetap terjaga. Kinerjanya yang solid ini bahkan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat, yang tercermin dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I-2025 yang melesat 4,66 persen (yoy).

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala OJK Sumbar, Roni Nazra, dalam keterangan persnya di Padang hari ini, Selasa (1/7/2025). “Sektor jasa keuangan kita terus menunjukkan tren positif. Ini adalah indikator kuat bahwa perekonomian Sumatera Barat berada di jalur yang benar,” ujar Roni.

Perbankan Jadi Motor Penggerak Utama Ekonomi Ranah Minang

Roni Nazra menjelaskan, sektor perbankan di Sumatera Barat tampil sebagai salah satu motor penggerak utama. Total aset perbankan mencapai Rp83,63 triliun pada April 2025, naik 2,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka penyaluran kredit/pembiayaan juga tak kalah impresif, menyentuh Rp73,25 triliun, tumbuh 3,76 persen (yoy).

“Peningkatan penyaluran kredit ini menunjukkan adanya geliat ekonomi yang didukung oleh kemampuan perbankan dalam menyalurkan dana untuk berbagai sektor,” jelas Roni.

Menariknya, lanjut Roni, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp56,48 triliun, dengan pertumbuhan 1,05 persen (yoy). Risiko kredit pun tetap dalam batas aman, ditunjukkan dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang sedikit menurun menjadi 2,60 persen dari 2,64 persen di tahun sebelumnya.

Tak hanya itu, komitmen perbankan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga terlihat jelas. Penyaluran kredit untuk UMKM mencapai Rp31,53 triliun, berkontribusi 43,05 persen dari total kredit yang disalurkan.

“UMKM adalah denyut nadi perekonomian kita, dan perbankan kita sangat mendukung sektor ini,” tegas Roni.

Bank Syariah dan BPR Ikut Memimpin, Dorong Inklusi Keuangan

Roni Nazra menambahkan, perbankan syariah di Sumatera Barat menunjukkan pertumbuhan yang fenomenal. Dengan total aset Rp13,28 triliun, bank syariah berhasil mencetak pertumbuhan fantastis sebesar 27,32 persen (yoy). Penghimpunan DPK mereka melonjak 13,00 persen (yoy) menjadi Rp11,00 triliun, dan penyaluran pembiayaan tumbuh signifikan 26,71 persen (yoy) menjadi Rp11,22 triliun. Risiko pembiayaan pun terjaga baik dengan rasio NPF 1,55 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Bank Perekonomian Rakyat (BPR) konvensional maupun syariah juga tak mau ketinggalan. Total aset mereka mencapai Rp2,80 triliun, tumbuh 10,18 persen (yoy). Penghimpunan DPK sebesar Rp2,03 triliun (tumbuh 6,04 persen) dan penyaluran kredit/pembiayaan sebesar Rp2,22 triliun (tumbuh 10,55 persen) menegaskan peran vital BPR, terutama dengan 72,11 persen dari kreditnya disalurkan kepada UMKM.

“Ini menunjukkan bahwa inklusi keuangan di Sumbar semakin kuat, dengan peran aktif perbankan syariah dan BPR dalam menjangkau masyarakat dan UMKM,” kata Roni.

Geliat Pasar Modal dan Peran Penting IKNB

Industri pasar modal di Sumatera Barat juga terus menunjukkan peningkatan minat investasi. Jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 203.116 investor pada April 2025, melonjak 12,75 persen (yoy). Lonjakan paling tinggi terlihat pada SID saham, yang mencapai 99.440 investor atau tumbuh 21,52 persen (yoy). “Ini mengindikasikan semakin banyaknya masyarakat yang berani berinvestasi di pasar modal, diversifikasi aset semakin diminati,” terang Roni.

Sementara itu, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) turut memberikan kontribusi, khususnya Lembaga Keuangan Mikro. Meskipun penyaluran pembiayaan sedikit terkontraksi, total aset sektor ini masih menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 0,66 persen (yoy) menjadi Rp6,83 miliar.

OJK Gencar Edukasi dan Lindungi Konsumen: Perisai Keuangan Masyarakat

Kepala OJK Sumbar, Roni Nazra, juga menyoroti peran aktif OJK dalam mengedukasi dan melindungi masyarakat. Hingga April 2025, OJK telah menggelar 27 kegiatan edukasi langsung dan 16 kegiatan melalui media sosial serta media cetak. Sasaran edukasi beragam, mulai dari masyarakat umum, UMKM, hingga pelajar/mahasiswa.

“Kegiatan edukasi ini krusial untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap tugas OJK, produk jasa keuangan, dan yang tak kalah penting, kewaspadaan terhadap aktivitas keuangan ilegal,” tegas Roni.

Di sisi perlindungan konsumen, Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) mencatat 1.121 layanan masyarakat dari Sumatera Barat yang terkait dengan pelaku usaha jasa keuangan yang diawasi OJK. Layanan ini meliputi 188 pengaduan, 122 pemberian informasi, dan 811 pertanyaan.

Selain itu, OJK juga menerima 730 layanan terkait entitas yang tidak diawasi, sebagian besar mengenai pinjaman online ilegal dan penawaran investasi bodong. “Kami terus mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dan memastikan legalitas lembaga keuangan sebelum bertransaksi. Jangan mudah tergiur iming-iming keuntungan besar yang tidak masuk akal,” tutup Roni Nazra.

Dengan pertumbuhan yang solid di berbagai lini, sektor jasa keuangan Sumatera Barat terus menunjukkan resiliensi dan kontribusi nyata dalam memajukan perekonomian daerah. Ke depan, kolaborasi antara OJK, pelaku industri, dan masyarakat diharapkan akan semakin memperkuat sektor ini.

(*)

Komentar