Sakato.co.id – Ketawa sambil nangis sering kali terjadi ketika seseorang membaca, mendengar, atau melihat sesuatu yang lucu. Saking lucunya hal tersebut, tanpa disadari air mata pun keluar. Pertanyaannya, ketawa sambil mengeluarkan air mata normal atau nggak, ya?
Dilansir dari alodokter.com, ketawa sering menjadi respon spontan ketika bahagia atau mendengar sesuatu yang lucu, sedangkan menangis biasanya menjadi respons ketika merasa sedih. Meski terlihat terjadi di momen yang bertolak belakang, pada kondisi tertentu, kedua luapan emosi ini bisa saja terjadi dalam satu waktu, lho.
Ketawa Sambil Nangis adalah Hal Normal
Ketawa sambil nangis bisa dialami oleh siapa saja. Salah satu momen yang bisa memicu campuran keduanya adalah saat mendengar sesuatu yang sangat lucu.
Momen ini bisa membuat seseorang tertawa terpingkal-pingkal sampai mengeluarkan air mata. Nah, mengeluarkan air mata kerap diartikan menangis oleh sebagian orang.
Jika demikian, ketawa sambil nangis pada kondisi tersebut bisa diartikan sebagai hal yang normal. Saat menangis, otot wajah akan menegang dan berkontraksi, termasuk di area sekitar mata. Hal ini memberi tekanan pada kelenjar air mata. Akibat tekanan tersebut, air mata pun berkumpul di area mata (menggenang).
Pada sebagian orang, tertawa terpingkal-pingkal dapat memberikan tekanan ekstra pada otot mata. Hal tersebut menyebabkan air mata tidak lagi bisa dibendung dan akhirnya menetes. Mekanisme ini kerap disamakan dengan momen saat kamu menguap yang sering disertai dengan keluarnya air mata.
Ketawa Sambil Nangis Bisa Jadi Tidak Normal
Meski merupakan hal yang normal, ketawa sambil nangis juga bisa menjadi hal yang tidak normal. Khususnya jika tertawa atau menangis terjadi terus-menerus, sulit untuk dikendalikan, dan tidak disadari kejadiannya.
Berikut ini adalah beberapa kondisi medis penyebab ketawa sambil nangis yang tidak normal:
Perubahan mood yang ekstrem
Perubahan mood yang ekstrem bisa dialami oleh penderita gangguan bipolar atau siklotimik. Suasana hati penderita gangguan ini bisa berubah drastis dalam rentang waktu tertentu.
Pada fase depresi, penderita bisa merasa sangat sedih sampai menangis tersedu-sedu dan kemudian dilanjutkan dengan fase manik atau bahagia yang bisa membuatnya tertawa dan lebih riang.
Namun, perubahan emosi yang terjadi dengan cepat sebenarnya lebih khas pada seseorang dengan gangguan mood swing.
(*)