Sakato.co.id – Kisah perjalanan hidup yang menginspirasi, memang tidak ada habisnya bila diceritakan. Bagaimana tidak, kisah tersebut dapat kita teladani perjuangannya.
Kisah tersebut juga banyak ragamnya, ada yang sukses menjadi pengusaha dengan memulai dari awal yang sulit dan ada pula yang beralih dari pengusaha menjadi politisi agar dapat melanjutkan perjuangannya agar berguna bagi masyarakat. Salah satu kisah perjalanan hidup tersebut berasal dari seseorang bernama Yogi Nofrizal.
Yogi Nofrizal dilahirkan di Pematang Aur 22 Mei 1990. Terlahir dari kedua orang tua yang bekerja sebagai petani. Sedangkan ayahnya bekerja menyadap air nira (manetek niro).
Yogi menamatkan pendidikan Madrasah Aliyah Swasta MTI Tabek Gadang (2010) dilanjutkan menyelesaikan S1 Hukum Islam Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang (2015).
Selama masa sekolah, Yogi tidak hanya mengharapkan uang jajan dari orang tua, namun dia berusaha mencari uang tambahan untuk memenuhi kebutuhannya.
“Dulu pas sekolah sering ikut tengkulak buah untuk mengambil buah di batangnya, karena biasanya orang disini menjual buah per batangnya, jadi sering itu tengkulak minta tolong untuk manjat pohon buat ambil buah, lalu nanti dikasih uang,” ujarnya ditulis Sabtu (15/7/2023).
Tidak hanya itu, dia juga sering diminta bantuan oleh warga untuk membantu pekerjaannya. “Dulu sekolah tinggal di mushalla, jadi sering berbaur dengan warga, dan ada warga yang meminta tolong untuk bersihin rumah atau pekerjaan lain dan dikasih upah,” jelasnya.
Menurutnya pekerjaan sampingan ini dilakukan sebagai tanggung jawab laki-laki agar tidak selalu membebankan orang tua.
“Uang dari orang tua tentu dikasih, tapi prinsip saya sebagai lelaki kita harus bisa mencari uang sendiri agar orang tua tidak terbeban dengan kebutuhan kita. Jadi saya mencari sampingan untuk meringankan beban orang tua,” terangnya.
Kegiatan bekerja sampingan ini dilakukan Yogi hingga masuk ke bangku perkuliahan. Tidak hanya fokus di bidang akademik dan mencari sampingan, Yogi juga aktif di bidang keorganisasian internal kampus yakni menjadi pengurus resimen mahasiswa.
Awal mula perjalanan karier Yogi dimulai dari awal merintis Rantau Textile di Jakarta. Tentu merintis ini tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Mulanya setelah menamatkan pendidikan dia bekerja di salah satu lembaga bantuan hukum di Kota Padang dan salah satu lembaga survey.
Setelah bekerja setahun, dia memutuskan untuk menikah dengan istrinya. Namun mereka harus pergi merantau dikarenakan istrinya diterima beasiswa untuk melanjutkan studi di ITB Bandung.
Perjalanan di tanah rantau ini menjadi awal tombak kehidupan seorang Yogi Nofrizal. Berjuang di masa sulit perekonomian dengan bermodal menumpang ditempat salah satu senior waktu kuliah dulu muhammad khalid, yang ada disana sembari mencari pekerjaan. Yogi awalnya diajak muhammad khalid yang kebetulan bekerja di Tanah Abang sebagai sales textile.
“Waktu itu kondisi perekonomian minus, untungnya ada rekan senior saat di kampus mau memberi tumpangan tempat tinggal dan mengajak untuk bekerja di Tanah Abang,” ucapnya.
Yogi juga ikut menjadi sales untuk bahan textile dengan mencari pelanggan baru, namun itu tidak mudah. Tidak semua orang percaya akan sales baru. Mereka mungkin takut ditipu. Karena kebutuhan hidup yang juga semakin meningkat, akhirnya Yogi memutuskan untuk menjual celana jeans lelaki merk Oxygen yang reject dijual murah dipasaran dari toko ke toko.
“Saya ambil celana jeans merk Oxygen yang barang reject lalu saya jual ke kawan-kawan di Tanah Abang dari toko ke toko,” ujarnya.
Memang susah pada awalnya, cemoohan orang, pandangan sebelah mata dari orang-orang untungnya tidak mematahkan semangat Yogi. Pekerjaan itu ditekuni Yogi selama 6 bulan, setelah baru fokus menjadi sales textile hingga akhirnya dia berhasil mengumpulkan modal untuk membuka usaha sendiri.
Disinilah Yogi mulai merintis bisnis textile di Jakarta yang diberi nama Rantau Textile. Dia menyewa sebuah toko dari hasil jualan yang dia dapat. Awalnya jalan bisnis textile ini masih aman, namun tiga bulan setelah itu terjadi persaingan bisnis sehingga bisnisnya merosot.
“Waktu itu saya tak mau menyerah, saya harus putar otak bagaimana bisnis ini bangkit, saya akhirnya cari supplier baru hingga akhirnya saya bisa mendapatkan barang dari pabriknya langsung,” ungkapnya.
Hingga saat ini Yogi berhasil menjadi pengusaha muda dan mampu mengembangkan bisnis baik secara offline maupun online.
Berkecimpung di dunia bisnis tidak membuatnya lupa akan kegiatan sosial. Yogi menginisiasi kegiatan sosial dengan mendirikan Yayasan Rantau Karya Batuah. Yayasan ini menjadi ladang untuk memberikan bantuan di bidang pendidikan, kebudayaan, dan sosial. Terakhir juga memberikan beasiswa kepada beberapa santri di MTI Tabek Gadang.
“Jangka panjang kita berharap kalau Yayasan yang bertempat di Padang ini dapat membantu dan dibidang pendidikan,” ucapnya.
Selain itu Yogi juga bergabung di organisasi sosial lainnya yakni pengurus di DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan DPP Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI)
Dia juga aktif sebagai pengurus di organisasi HMI Cabang Padang (2015). Pengurus Wilayah PBHI Sumbar (2017). Selain itu juga aktif sebagai Fungsionaris PB Himpunan Mahasiswa Islam (2020). Saat ini dia menjabat sebagai bendahara umum Pengurus Besar Pemuda PERTI.
Untuk mengembangkan bakatnya, Pria yang menjadikan Mardigu Wowiek ini sebagai salah satu referensi hidupnya juga mengikuti beberapa pelatihan. Pelatihan yang diikuti yakni Millionaire Mindset Bootcamp (2021), CEO Master Mind (2022), Pemantapan Nilai Kebangsaan Lemhanas RI (2022).
Yogi juga pernah menggelar event sepak bola. Dia pernah menjadi salah datu sponsor klub Bola GASLIKO yg bertanding di liga 3 (2020). Dia juga sempat mengadakan turnamen sepak bola Rantau textile selama tiga kali berturut -turut (2021-2023).
Dengan banyaknya lika liku dan pengalamannya itu Yogi memantapkan hati untuk lebih bekerja membantu masyarakat dengan mencalonkan diri menjadi anggota legislatif.
Pencalonan Yogi di Dapil 5 DPRD untuk kabupaten Lima Puluh Kota – kota Payakumbuh diwujudkan melalui Partai Golongan Karya (GOLKAR). Mengunakan visi bergerak untuk kolaborasi, Yogi sudah memantapkan hati dan pikiran untuk memajukan wilayah Payakumbuh saat menjabat nanti.
Tidak mudah untuk menetapkan hati untuk maju menjadi Caleg. Menurutnya keputusan maju ini merupakan keinginan bangkitnya generasi muda agar aktif dan ikut serta dalam kepemerintahan sebagai pengambil kebijakan.
Selain itu keinginan kolaborasi antara generasi muda dan generasi tua sehingga pembangunan daerah akan lebih cepat daripada memaksakan keinginan masing-masing.
“Saya ingin mengajak generasi muda untuk maju di pemerintahan. Saatnya generasi muda menunjukan kreativitasnya, ini bukan berarti kita mengenyampingkan generasi tua, namun dengan adanya kolaborasi generasi muda dan tua bisa menjawab tantangan zaman, saatnya yang muda berkarya yang tua memberi petunjuk arah,” jelasnya.
Dia juga berharap keinginannya untuk maju menjadi Caleg di Dapil Lima Puluh Kota – Payakumbuh bisa berbuat lebih banyak untuk orang lain.
“Kalau sebagai pengusaha tentu saya tak bisa melakukan banyak hal, kalau menjabat saya bisa berkolaborasi untuk pengambilan kebijakan,” ucapnya.
(*)