Sakato.co.id – Dengan semangat menjaga persatuan dan stabilitas, DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sumatera Barat menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) pada Sabtu (2/11/2024) di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Padang.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah silaturahmi antar pengurus, tetapi juga momen penting untuk menetapkan sikap terkait Pilkada serentak yang akan datang.
Ketua DPW LDII Sumbar, Muchfiandi, menyampaikan bahwa LDII Sumbar mengambil sikap “netral aktif,” yang berarti tidak memihak kepada calon kepala daerah tertentu, namun tetap mendorong anggotanya untuk berpartisipasi dalam pemilihan dengan bijaksana.
“Kami berprinsip netral aktif. LDII Sumbar tidak memihak calon kepala daerah manapun. Namun kami tetap mendorong warga LDII untuk menggunakan hak pilihnya dengan bijak,” ujarnya.
Ia menjelaskan, di tingkat provinsi, ada dua calon gubernur yang siap bertarung dalam Pilkada mendatang.
“Pasangan Mahyeldi Vasco dan Epyardi Ekos adalah putra terbaik daerah,” ungkap Muchfiandi.
Muchfiandi menambahkan bahwa setiap pengurus dan warga LDII diimbau untuk menjaga kerukunan, meskipun memiliki pilihan politik yang berbeda.
“Sangat wajar memiliki perbedaan pandangan politik, tetapi setelah Pilkada usai, mari bersama mendukung visi dan misi kepala daerah terpilih,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris DPW LDII Sumbar, Abdillah, juga menyampaikan amanat dari Ketua Umum DPP LDII bahwa netral aktif tidak berarti apatis terhadap politik.
Justru LDII tetap ikut serta menjaga stabilitas nasional dan mempromosikan nilai-nilai kebangsaan serta kearifan lokal.
“LDII harus menghindari keterlibatan langsung dalam politik praktis, seperti mendukung calon atau partai politik tertentu. Sebaliknya, LDII perlu berperan dalam menyuarakan nilai-nilai luhur, seperti persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucap Abdillah.
Abdillah juga mengingatkan pentingnya bijak bermedia sosial di era digital, agar warga LDII tidak terlibat dalam kampanye atau debat yang memicu konflik. Selain itu, setiap warga LDII diharapkan menjaga etika dan menyebarkan konten positif, serta waspada terhadap berita palsu atau propaganda yang memecah belah.
Menurutnya, pengurus LDII juga harus berhati-hati agar status pribadi atau pernyataan dukungan tidak disalahartikan sebagai dukungan resmi organisasi.
“Gagal paham seperti ini mungkin saja terjadi,” tegasnya.
Rakorwil LDII yang dihadiri oleh lebih dari 100 pengurus LDII se-Sumatera Barat tersebut menghasilkan tujuh poin penting, antara lain sikap terkait Pilkada, partisipasi aktif, dukungan pascapilkada, persatuan dan kesatuan, stabilitas nasional, bijak dalam bermedia sosial, pengembangan SDM, dan komitmen pada prinsip keagamaan serta kebangsaan.
(*)
Komentar