Sakato.co.id – Kabar mengejutkan datang dari Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sebanyak 86 orang dilaporkan mengalami gejala keracunan massal setelah menyantap menu Makanan Bergizi Gratis (MBG). Hingga Rabu (1/10/2025) pukul 21.00 WIB, data terbaru dari Diskominfo Kabupaten Agam menunjukkan jumlah korban yang terus bertambah.
Para korban, yang mayoritas adalah murid sekolah, mengalami gejala mengkhawatirkan seperti pusing, mual, muntah, diare, hingga demam tak lama setelah mengonsumsi menu nasi goreng dari program MBG tersebut.
Dugaan kuat mengarah pada keracunan makanan. Saat ini, sampel nasi goreng yang dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) BUMNag Bersama Lubuk Basung di bawah Yayasan Peduli Karakter Anak Bangsa (YPKAB) sedang dalam pemeriksaan intensif oleh tim medis untuk memastikan penyebab pastinya.
Laporan sementara merinci, dari 86 orang yang terindikasi keracunan, 57 di antaranya adalah murid, 6 guru, dan 2 orang tua. Sisanya, sebanyak 21 orang, belum teridentifikasi statusnya secara spesifik.
Kasus ini diduga bersumber dari makanan yang didistribusikan secara masif. Tercatat, makanan tersebut dikirimkan ke 27 sekolah berbeda di wilayah tersebut dengan total distribusi mencapai 2.669 porsi yang berasal dari dapur umum Nagari Kampung Tangah.
Pemerintah Daerah (Pemda) Agam segera bertindak cepat. Puskesmas Manggopoh telah ditetapkan sebagai Posko KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk memusatkan koordinasi dan penanganan medis.
Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Mhd. Lutfi, menyatakan Tim Satgas lintas sektor telah dikerahkan sejak siang hari. Ia menjamin seluruh korban mendapatkan perawatan sesuai standar prosedur.
“Baik pasien yang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan maupun yang belum memiliki kepesertaan, semuanya dijamin mendapat penanganan optimal tanpa ada yang terabaikan,” tegas Mhd. Lutfi pada Rabu malam.
Untuk memperkuat sistem rujukan, sejumlah ambulans dari berbagai puskesmas juga disiagakan guna mendukung pemindahan pasien dari Puskesmas Manggopoh menuju fasilitas kesehatan dengan kapasitas yang lebih besar.
Bupati Tegaskan Soal Izin
Sebagai langkah preventif dan penyelidikan, Pemkab Agam telah mengambil kebijakan tegas. Operasional dapur MBG yang dikelola BUMNag Kampung Tangah dihentikan sementara.
“Penghentian aktivitas produksi ini diberlakukan sembari menanti hasil penelusuran menyeluruh yang dilakukan Tim Satgas,” jelas Mhd. Lutfi.
Bupati Agam, Benni Warlis, menyoroti aspek legalitas. Ia menegaskan bahwa seluruh perizinan harus dipatuhi oleh pihak penyelenggara program makanan tambahan tersebut.
“Kita berkepentingan melindungi masyarakat kita. Usaha tanpa izin akan dihentikan,” tegas Bupati Warlis.
Pemkab Agam meminta masyarakat tetap tenang dan hanya mengikuti informasi resmi dari Tim Satgas. Pemkab berkomitmen untuk menyampaikan seluruh hasil penelusuran dan langkah penanganan secara transparan kepada publik.
(*)














Komentar