Ikatan Batin yang Tak Terputus, Kisah Haru di Balik Tradisi Basuh Kaki Ibu di Lapas Suliki

Sakato.co.id – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Suliki, memperingati Hari Ibu Nasional ke-96 Tahun 2024, dengan menggelar program pembinaan yang dikemas sebagai Tradisi Basuh Kaki Ibu dengan mengusung tema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045” yang berlangsung di halaman Lapas tersebut, Minggu (22/12/2024).

Peringatan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya menjadi momentum perayaan di berbagai daerah se-Indonesia, khususnya di Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Suliki, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat.

banner 1080x788

Kalapas Kelas III Suliki, Kamesworo mengatakan, program tradisi basuh kaki Ibu ini merupakan kegiatan ketiga kali yang telah dilaksanakan oleh Lapas Suliki, yang diikuti oleh 10 orang warga binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas itu.

Dalam hal ini, Lapas Suliki mengundang para ibu warga binaan untuk hadir di Lapas Suliki, dipandu oleh puisi dan diiringi musik sendu, para ibu dari warga binaan diarahkan untuk duduk di tempat yang telah disediakan oleh petugas lapas, prosesi dimulai dengan menyuapi para ibu, moment ini mengingatkan tentang masa kecil ketika para WBP dirawat oleh ibunya.

“Suasana haru dan penuh cinta terlihat ketika para WBP menyuapi ibu mereka, kegiatan dilanjut dengan prosesi basuh kaki Ibu, petugas lapas menyiapkan baskom yang berisi air, para warga binaan perlahan membuka alas kaki para ibu dan membersihkan kaki Ibu mereka dengan air, seMbari diiringi oleh puisi yang menyentuh hati para warga binaan, yang larut dalam suasana haru,” sebutnya.

Kamesworo menyampaikan, selain memperingati Hari Ibu, kegiatan ini juga merupakan silahturahmi anak dan ibu.

“Kegiatan ini yang ketiga kami selenggarakan, kita undang para ibu Warga Binaan dan Tradisi basuh kaki Ibu sebagai wujud pembinaan di Lapas Suliki dengan memuliakan, menghormati perjuangan para ibu ketika membesarkan anaknya,” ujarnya.

Kames berharap tradisi basuh kaki dapat membuat WBP lebih baik lagi dan tercipta kebersamaan hingga kasih sayang antara anak dan ibu.

“Kasih sayang ibu sepanjang masa, sebagai penguat warga binaan menjalani hukuman di lapas dan benar-benar berubah ke arah yang lebih baik lagi,” ucap kames

Fitma Besrika selaku ibu dari warga binaan mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat dan penuh makna.

“Saya bersyukur kegiatan ini membuat saya haru dan memaafkan kesalahan anak saya, saya berdoa semoga anak saya ini lebih baik ketika bebas nanti,” kata dia.

Kamesworo menambahkan, kegiatan basuh kaki Ibu menjadi program pembinaan karakter yang membuat warga binaan dapat menghormati, menghargai dan terjalin rasa kasih sayang antara ibu dan anak, terbukti mereka akan berjanji untuk benar-benar berubah ke arah yang lebih baik serta menjadi manusia yang bermanfaat untuk bangsa dan Negara.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *