Budaya Lokal Terancam Punah, Supardi Ajak Pemangku Kebudayaan Payakumbuh Lakukan Ini  

Sakato.co.id – Ketua DPRD Sumbar, Supardi, mengatakan persoalan dan tantangan yang dihadapi kebudayaan lokal makin memprihatikan. Bahkan budaya lokal sudah terancam punah.

“Masalah ini timbul karena semakin terkikisnya rasa cinta dan rasa memiliki terhadap budaya lokal. Saya yakin tidak banyak di antara kita yang tahu dengan Sirompak, Basijobang, Tari Podang, Talempong Batu, dan berbagai kesenian asli Payakumbuh,” ungkapnya dalam acara Bimtek dan Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan di Bukittinggi, Sabtu (25/5/2024).

banner 1080x788

Dalam penjelasannya, Supardi membandingkan popularitas kesenian lokal dengan kesenian dari daerah lain.

“Ini aset kita, tetapi kita membiarkan kesenian itu punah, padahal jika ditampilkan Tari Kecak Bali itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kesenian asli kita,” tegasnya.

Ia mengajak semua pihak untuk kembali menghidupkan dan melestarikan kesenian Payakumbuh. Tak hanya kesenian, Supardi juga menyebutkan nasib kuliner tradisional Payakumbuh yang mulai ditinggalkan masyarakat.

“Botiah, Pindik, Galamai, Ajik, Kipang, itu beberapa makanan khas Payakumbuh, kini nasib kuliner itu merana, makanan ini dijajakan di lampu merah secara asongan. Jika dikelola dengan baik, kuliner tersebut bisa menjadi sumber ekonomi yang kuat bagi Payakumbuh,”terangnya.

Menurut Supardi, potensi budaya dan kuliner ini dapat dioptimalkan untuk menarik wisatawan. Ia percaya bahwa dengan manajemen yang baik, Payakumbuh bisa bertransformasi dari kota transit menjadi kota tujuan wisata.

“Insya Allah, jika elemen masyarakat memiliki visi yang sama memajukan Payakumbuh, maka bukan mustahil Payakumbuh akan mendunia,” harapnya.

Dalam kegiatan tersebut, Supardi juga memaparkan data-data terkait berbagai persoalan yang dihadapi Payakumbuh, seperti kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para pemangku kebudayaan mengenai pentingnya peran mereka dalam memajukan daerah.

Acara yang diadakan dari 25 hingga 27 Mei 2024 ini diikuti oleh 70 peserta dari berbagai kalangan seperti niniak mamak, bundo kanduang, alim ulama, cadiak pandai, dan parik paga nagari.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal, yang juga hadir dalam acara tersebut, mengharapkan para pemangku kebudayaan dapat berperan aktif dalam memajukan daerah. “Kegiatan ini merupakan bentuk nyata bagaimana kebudayaan menjadi ujung tombak dan jati diri kemajuan daerah ke depan,” ujarnya.

(*)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *