Upaya Kanwil Ditjenpas Sumbar Ubah Citra Suram Penjara jadi Lapas yang Aktif dan Produktif

Sakato.co.id – Di tengah upaya gigih Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sumatera Barat, Marselina Budiningsih, mengubah citra suram penjara menjadi lembaga pemasyarakatan yang aktif dan produktif, sebuah insiden tragis di Lapas Kelas IIA Bukittinggi menjadi noda kelam.

Peristiwa ini terjadi saat Ditjenpas Sumbar tengah gencar mendukung program Akselerasi Kementerian Imipas yang bertujuan untuk merevitalisasi sistem pemasyarakatan.

Keterangan pers yang disampaikan Marselina Budiningsih pada Senin malam (5/5/2025) mengungkapkan kesedihan mendalam atas kejadian tersebut. “Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat hal yang mempengaruhi niat baik yang dilakukan seperti yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bukittinggi,” ujarnya.

Pihaknya menegaskan bahwa tragedi ini bukanlah akibat kelalaian yang disengaja. Alkohol berkadar 70 persen yang dikonsumsi oleh warga binaan ternyata berasal dari ruang pembinaan pembuatan parfum di dalam Lapas. Program pembuatan parfum ini sendiri merupakan inisiatif Lapas Bukittinggi untuk membekali narapidana dengan keterampilan yang bermanfaat setelah bebas nanti.

“Sejatinya alkohol tersebut diperuntukkan sebagai bahan baku pembuatan parfum, bukan untuk dikonsumsi atau diminum yang jelas-jelas bisa membahayakan kesehatan,” jelas Marselina.

Segenap jajaran Ditjenpas Sumbar menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dan memastikan bahwa tindakan medis segera diberikan kepada warga binaan yang mengalami efek samping setelah mengonsumsi alkohol tersebut.

Menyikapi kejadian yang merenggut nyawa tiga warga binaan tersebut, Kanwil Ditjenpas Sumbar bergerak cepat dengan membentuk tim internal untuk melakukan peninjauan, pemeriksaan, dan penyelidikan menyeluruh. Sebagai langkah awal, beberapa pejabat Lapas Bukittinggi telah dialih tugaskan dan sejumlah warga binaan dipindahkan demi kelancaran proses pemeriksaan.

Marselina Budiningsih menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak dalam upaya pembinaan narapidana. “Ini menjadi tantangan tersendiri bagi jajaran Pemasyarakatan untuk menuntun seseorang yang pernah bersalah di masa lalu, menjadi manusia yang lebih baik dan produktif serta mempunyai keterampilan ketika keluar dari penjara,” katanya.

Ia juga menyinggung beberapa Program Akselerasi Menteri Imipas yang menjadi fokus Ditjenpas Sumbar, antara lain pemberantasan narkoba dan penipuan di Lapas, pemberdayaan warga binaan untuk ketahanan pangan, penguatan UMKM warga binaan, bantuan sosial bagi keluarga warga binaan dan masyarakat sekitar, serta mengatasi overcapacity melalui pembangunan Lapas Modern Super Maximum Security dan lembaga pendidikan berstandar internasional.

“Kanwil butuh bantuan seluruh pihak agar terus memberikan kontribusi yang positif dalam melaksanakan pembinaan bagi Narapidana,” pungkasnya, menyiratkan bahwa insiden di Bukittinggi menjadi pengingat akan kompleksitas tantangan dalam mewujudkan transformasi sistem pemasyarakatan.

(*)

Komentar