Sakato.co.id – Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono memberikan klarifikasi terkait video viral yang beredar di media sosial saat berada di Masjid Raya Sumatera Barat.
Dalam video itu, tampak petugas kepolisian memakai sepatu dan masuk ke dalam ruangan Masjid Raya Sumbar saat hendak mengajak masyarakat Air Bangis Pasaman Barat untuk masuk ke dalam bis menuju ke rumah masing-masing. Hal ini menimbulkan kericuhan dari berbagai pihak dan netizen di media sosial.
“Memang benar mereka memakai sepatu, tapi itu bukan tempat sholat. Posisinya di lantai satu yang biasanya digunakan untuk tempat para warga itu bermalam. Waktu kejadian saya juga di sana, jadi saya melihat semuanya,” kata Suharyono.
Suharyono menegaskan kembali bahwa tempat tersebut berada di lantai satu, biasanya merupakan tempat pertemuan atau tempat pelaksanaan acara di Masjid ini.
“Kami berada di lantai dasar, tempat mereka menginap. Sedangkan tempat sholat itu lantai dua, jadi tidak benar jika kami menginjak tempat sholat menggunakan sepatu,” tegasnya.
Suharyono menjelaskan, keberadaan pihaknya di sana untuk mengajak para warga Air Bangis kembali ke rumah masing-masing setelah melakukan demo selama 5-6 hari berturut-turut.
“Pihak kami menyelamatkan para warga untuk masuk ke dalam bus dan akan kita kawal hingga sampai ke wilayah masing-masing. Kami kawal pelan-pelan hingga mereka mau kembali ke rumah masing-masing,” jelasnya.
Mengenai berita menyatakan bahwa tim kepolisian memakai tindak kekerasan dalam mengamankan para pendemo, Suharyono membantah tuduhan tersebut.
“Meskipun mereka membawa senjata, tapi tidak ada digunakan pada masyarakat. Kami mengimbau dan melakukan tindakan persuasif kepada warga. Tidak ada kekerasan kepada warga. Berita beredar itu sama sekali tidak benar,” tegasnya.
Suharyono menyatakan pihaknya tentu menghargai masjid sebagai tempat suci, sehingga tidak ada pihaknya yang melakukan tindakan tercela apalagi memakai sepatu di tempat sholat.
“Kami menghargai masjid sebagai tempat suci, tempat beribadah, tidak mungkin kami menginjakkan kaki memakai sepatu di tempat sholat. Sekali lagi, tempat kami mengamankan warga itu berada di lantai satu, di ruangan yang digunakan untuk pertemuan, bukan tempat sholat,” tukasnya.
Sementara itu, pengurus kesekretariatan Masjid Raya Sumbar Yuzardi Ma’ad membenarkan pernyataan Suharyono. Dia mengatakan lantai dasar merupakan aula digunakan untuk tempat pertemuan atau disewakan jika ada acara. Sedangkan tempat sholat berada di lantai dua.
“Kenapa ada karpet di sana, karena kami kasihan melihat warga tidur tanpa beralas karpet. Makanya kami memberikan karpet yang tidak digunakan untuk sholat lagi,” jelasnya.
(*)