Sakato.co.id – Sebagai bentuk kepedulian terhadap korban bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera Barat (Sumbar), Bank Tabungan Negara (BTN) menyalurkan bantuan dana tanggap darurat dengan total nilai fantastis, mencapai sekitar Rp2 Miliar. Penyerahan bantuan ini dilakukan di berbagai pihak, termasuk kepada perguruan tinggi dan pemerintah daerah.
Secara simbolis, BTN menyerahkan dana sebesar Rp500 juta kepada Universitas Andalas (UNAND) yang diwakili oleh Wakil Rektor IV, Prof. Henmaidi, pada Minggu (30/11/2025).
Direktur Commercial Banking BTN, Hermita, menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan merupakan bagian dari program tanggap bencana BTN yang sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sumatera, khususnya Sumbar, menjadi fokus perhatian mengingat dampak bencana yang cukup parah.
“Kami memiliki banyak kerja sama dengan kampus, termasuk UNAND. Oleh karena itu, kami memberikan bantuan sebesar Rp500 juta kepada UNAND. Harapannya, dana ini dapat membantu warga UNAND sendiri, seperti dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, maupun masyarakat sekitar yang juga terdampak bencana alam,” ujar Hermita.
Total bantuan sebesar Rp2 Miliar itu tidak hanya mengalir ke UNAND. Hermita menyebutkan, BTN juga menyalurkan donasi ke Universitas Negeri Padang (UNP), Pemerintah Provinsi Sumbar, dan Pemerintah Kota Padang.
Selain dana tunai, BTN juga memberikan bantuan berupa makanan siap saji, sembako, dan berbagai barang kebutuhan darurat lainnya untuk meringankan beban para korban.
Wakil Rektor IV UNAND, Prof. Henmaidi, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kepedulian BTN. “Kami atas nama Rektor dan segenap unsur pimpinan UNAND mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bantuan ini mendapat balasan dari Allah SWT,” ucapnya.
Prof. Henmaidi menjelaskan bahwa dana bantuan dari BTN akan segera disalurkan dalam bentuk barang-barang kebutuhan darurat yang sangat diperlukan pada hari-hari pertama pasca-bencana, khususnya bagi keluarga besar UNAND yang terdampak langsung.
Tim UNAND juga bergerak aktif mendirikan posko di beberapa daerah terisolasi. “Sore ini tim kami berangkat ke Palembayan karena jalur di sana benar-benar terputus dan sinyal sulit. Kami punya posko di sana dan beberapa posko lainnya,” tambahnya.
Mengenai data korban dari lingkungan kampus, Prof. Henmaidi mengungkapkan bahwa pendataan masih terus berlangsung. Namun, data sementara menunjukkan adanya sekitar 100 orang Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) yang terdampak, dengan kategori rumah rusak berat, hilang, rusak sedang, hingga rusak ringan.
“Di antara mahasiswa, sementara ini ada sampai 300 orang yang terdampak. Ada yang kos-kosannya rusak, atau keluarga mereka di kampung yang menjadi korban. Bagaimanapun, mereka adalah tanggung jawab kita,” tegasnya.
Untuk memastikan keselamatan dan kelancaran proses akademik, UNAND memutuskan proses pembelajaran mahasiswa dilaksanakan secara Daring (online) hingga 5 Desember mendatang.
Sebagai langkah darurat, mahasiswa yang tempat kosnya terdampak bencana diusulkan untuk tinggal sementara di Asrama UNAND secara gratis selama satu bulan, sembari menunggu mereka mendapatkan tempat tinggal baru.
(*)









Komentar