Bertolak ke Sukabumi, Kepala BNPB Pastikan Penanganan Darurat Berjalan Optimal

Sakato.co.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., tiba di Sukabumi hari ini Jumat (6/12/2024). Usai rangkaian kunjungan dari Gunung Lewotobi Laki-Laki, Suharyanto segera bertolak untuk memastikan penanganan darurat berjalan optimal di daerah itu.

Data sementara per Jumat (6/12/2024) pukul 09.00 WIB dilaporkan terdapat jumlah korban meninggal dunia menjadi total lima orang. Adapun data sementara korban meninggal dunia sebagai berikut :
1. Aden Dafa
2. Ade Wahyu
3. Elma Ayunda
4. Sahroni
5. Dadang

banner 1080x788

Diketahui total lima korban meninggal dunia, empat diantaranya berasal dari Kecamatan Simpenan dan satu berasal dari Kecamatan Ciemas. Selain itu, masih terdapat korban hilang sebanyak tujuh orang.

Berkaitan masih terdapat korban yang masih hilang, Suharyanto memerintahkan seluruh tim SAR gabungan untuk lebih mengoptimalkan operasi pencarian.

“Melihat dari laporan masih ada yang hilang, tolong tim SAR gabungan lebih mengoptimalkan operasi pencarian di lapangan, apabila diperlukan menggunakan alat berat, dipersilahkan,” ujar Suharyanto.

Seperti diketahui, operasi pencarian memiliki _golden time_ selama tujuh hari. Apabila dalam kurun waktu tersebut belum ditemukan juga, Suharyanto meminta pemerintah daerah setempat bersama tim SAR gabungan untuk segera menemui para ahli waris.

“Apabila masih belum ditemukan dalam kurun waktu tujuh hari, saya minta pemerintah daerah dan tim SAR gabungan untuk menemui para ahli waris, silahkan dimusyawarahkan, apabila para ahli waris masih menginginkan dicari, maka ya harus dicari terus, kita berusaha semaksimal mungkin,” tambah Suharyanto.

Upaya pembangunan jembatan darurat bailey juga terus diupayakan untuk membuka jalur mobilitas warga terdampak. Suharyanto juga memerintahkan apabila tidak bisa diakses melalui kendaraan maka dicari alternatifnya.

“Dalam kondisi tanggap darurat, apabila akses jalan tidak bisa dilalui roda empat, maka gunakan roda dua, apabila roda dua tidak bisa, maka ditempuh jalan kaki, karena warga terdampak memerlukan bantuan logistik di sana,” ujar Suharyanto.

(*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *