Sakato.co.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) bersama Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) menggelar sosialisasi dan pendidikan pemilih pada Pilkada Serentak di Sumbar, 27 November 2024 mendatang.
Sosialisasi bertema ‘Liputan Pilkada 2024, menyajikan data yang informatif dan mendalam untuk penguatan demokrasi di Sumbar, yang diikuti sejumlah anggota JMSI, awak Media di Padang, dan beberapa mahasiswa pers kampus, yang digelar di Kupi Batigo Padang, Kamis (24/10/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Komisioner KPU Sumbar, Hamdan menyampaikan bahwa keterlibatan pers sangat penting, untuk menjaga proses pemilihan yang bersih, akuntabilitas dan transparansi, sesuai harapan masyarakat. KPU Sumbar siap bekerja sama dengan media, untuk memastikan semua informasi terkait Pilkada dapat diakses publik.
“KPU sangat mengandalkan media untuk menyebarkan informasi yang akurat mengenai proses pemilu. Media berfungsi sebagai penghubung antara KPU dan masyarakat, memastikan publik mendapatkan informasi yang benar tentang pelaksanaan pemilu,” ungkapnya.
Hamdan menambahkan, dengan peran strategis yang dimiliki media pada pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2024, diharapkan media tidak hanya sebagai penyaji informasi, tetapi juga sebagai pengawal proses demokrasi yang transparan dan adil.
“Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga kualitas demokrasi kita, dimulai dari informasi yang akurat dan bertanggung jawab,” ucapnya.
Ia juga menegaskan kesiapan KPU menyelenggarakan Pilkada serentak 2024 di 19 kabupaten/kota di Sumbar.
Selain Hamdan, diskusi yang dipandu Moderator Hani Tanjung, menghadirkan narasumber, Pemerhati Politik dan Wartawan Senior, Lindo Karsyah dan Syofiardi Bachyul.
Menurut Lindo Karsyah, pentingnya kecepatan dan akurasi dalam peliputan Pilkada 2024. Apalagi di era digital, masyarakat cenderung mencari informasi dengan cepat.
“Namun, kita tidak boleh mengorbankan akurasi demi kecepatan,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya media menghasilkan liputan yang menarik sekaligus mendalam. Sehingga dapat membedakan antara berita yang menarik dan yang penting.
“Dalam konteks pilkada, fokus kita perlu pada isu-isu substansial yang mempengaruhi masyarakat, bukan hanya sensasi,” ujarnya.
Sedangkan Syofiardi Bachyul menegaskan, pers berfungsi sebagai pilar penting dalam demokrasi. Pers berperan sebagai kontrol sosial untuk memastikan pemilu berjalan transparan dan adil.
Tanpa pers yang kritis dan berkomitmen untuk menyampaikan informasi yang benar, kualitas demokrasi bisa terancam. Di tengah tantangan tersebut, ia mencatat krisis kepercayaan yang dihadapi media.
“Kecepatan penyampaian informasi sering kali mengorbankan kedalaman berita. Kita perlu menjaga integritas dengan tetap berpegang pada prinsip jurnalisme yang baik,” tegasnya.
“Pentingnya akurasi dalam setiap laporan. Jurnalis harus memastikan informasi yang disampaikan tidak hanya cepat, tetapi juga benar dan dapat dipercaya. Ini adalah tantangan besar di era informasi yang serba cepat ini,” kata dia.
Syofiardi juga menyoroti pentingnya etika jurnalisme. Jurnalis menurutnya harus setia pada tugas memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
“Krisis yang dihadapi media bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang kepercayaan publik. Kita harus menggunakan hak istimewa kita sebagai jurnalis dengan penuh tanggung jawab,” kata dia.
(*)