Fakhrizal, Jenderal yang Tak Pernah Pensiun Berbuat Baik kepada Masyarakat

Sakato.co.id – Ketokohan Irjen Pol (P) Fakhrizal di Sumbar tidak perlu diragukan lagi. Mayoritas masyarakat dari berbagai kalangan mengenal pria yang murah senyum itu.

Sosoknya yang dekat dengan banyak kalangan tersebut membuat dia mendapat julukan sebagai “Jenderal Niniak Mamak”. Yang berarti seorang Jenderal yang memiliki sikap dan kepribadian sebagai Niniak Mamak, menjaga dan mengayomi anak kemenakan di Ranah Minang.

banner 1080x788

Fakhrizal salah satu “cadiak pandai” yang pernah menjabat sebagai pucuk pimpinan di institusi Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar.

Selama kiprahnya sebagai Kapolda di Ranah Minang (22 Desember 2016 – 6 Desember 2019), dia cukup menarik perhatian publik dari berbagai kalangan. Tiga tahun bertugas di Sumbar tidak melulu dihabiskan hanya untuk rutinitas institusi saja.

Aktivitas dengan pemangku kepentingan, ulama, tokoh adat hingga masyarakat luas kerap dilakukan.

Hal itu tercermin dari berbagai kegiatan bakti sosial yang digelar di beberapa daerah di Sumbar. Selain itu, dia juga kerap menggelar event keolahragaan yang melibatkan banyak generasi muda.

Dia juga punya kebiasaan mendatangi dan menyantuni anak yatim, bagian dari kewajibannya sebagai muslim yang diberi kelebihan.

Fakhrizal, merupakan sosok yang memiliki empati terhadap anak yatim sejak saat awal aktif di institusi kepolisian.

“Kita sudah sama-sama tahu bahwa menyantuni anak yatim itu kewajiban kita bersama sebagai orang muslim, ” imbuh Fakhrizal.

Setelah selesai menjabat Kapolda, ternyata masih banyak masyarakat yang mengeluhkan berbagai persoalan kepada Fakhrizal.

Berbagai macam masalah diadukan, baik itu persoalan ketimpangan sosial, persoalan ekonomi, persoalan hukum dan keadilan dan sebagainya.

Namun, ujar Fakhrizal, karena saat ini ia tidak lagi dalam posisi memiliki jabatan. Tentunya hal itu membuatnya tidak bisa berbuat banyak dalam membantu masyarakat.

“Tentu saat ini saya hanya bisa mendengarkan, tidak bisa banyak membantu, karena tidak memiliki kewenangan. Paling maksimal hanya meneruskan secara informal keluhan-keluhan itu ke kolega,” ujarnya.

Karena masih banyaknya masyarakat yang mengeluhkan berbagai persoalan, menurut Fakhrizal, itulah yang menjadi alasan masuk menjadi anggota partai politik, dalam hal ini PDI Perjuangan.

“Ini bisa menjadi sarana bagi saya untuk membantu dan menjawab banyak keluhan itu secara lebih nyata. Tak hanya itu, segala aspirasi masyarakat Sumbar bisa saya bantu carikan solusi,” katanya.

Dengan ikut berkompetisi di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 akan menjadi wadah perjuangan untuk bisa lebih banyak lagi membantu masyarakat.

“Sebenarnya kalau hanya untuk memikirkan diri sendiri, insya Allah saya sudah cukup. Anak saya sudah mandiri semuanya. Dan jalur politik yang saya tempuh ini semata-mata wadah untuk memperjuangkan masyarakat,” ujarnya mengakhiri.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *