Sakato.co.id – “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, begitulah Tema Hari Anak yang dikutip dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) RI yang jatuh pada 23 Juli 2023.
Peringatan Hari Anak Nasional menjadi momentum berharga untuk memberikan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa.
Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya mengungkapkan bahwa anak-anak adalah sebuah pesan yang dikirimkan pada sebuah masa yang tak akan kita temui.
“Anak-anak seorang peniru ulung maka berikanlah hal-hal hebat untuk mereka tiru,” ujarnya, Minggu (23/7/2023).
Menurut Willy banyak cerita-cerita fiksi anak yang dapat mendidik karakter anak. Tradisi masa lalu Indonesia juga memiliki khasanah yang luar biasa. Banyak cerita rakyat yang dapat mendidik karakter anak.
“Misalnya saja cerita rakyat dari Minangkabau yaitu cerita Malin Kundang, disana terdapat makna mendalam bagaimana seharusnya menghormati dan mencintai orangtua. Banyak cerita anak lain yang memiliki pesan moral untuk kehidupan anak,” ungkapnya.
Begitu juga dengan lagu-lagu anak yang bisa menjadi sebuah pesan moral dan terkoneksi dengan masa depan anak. Sayangnya saat ini banyak anak-anak yang menyanyikan lagu yang tidak sesuai dengan tunbuh kembang usianya.
“Sekarang anak-anak lebih banyak menyanyikan lagu yang cenderung untuk orang dewasa. Ini kemudian mencerabut mereka dari realitas yang harusnya mereka lalui,” jelasnya.
Sementara dengan film-film anak dapat menjadi sebuah karya yang sesuai dengan tingkat konsumsi jiwa, psikologis, dan sosial. Misalnya di Indonesia sendiri ada film Pertualangan Sherina, Si Unyil, dan sebagainya.
“Konteks anak-anak menjadi sebuah narasi bagaimana cerita, lagu, film menjadi medium yang dapat mengantarkan anak-anak pada sebuah masa yang tidak antah-berantah seperti saat ini. Disinilah letak nation caracter building menjadi sangat penting,” lanjutnya.
Pendampingan orang tua juga mempengaruhi dalam tumbuh kembang anak. Waktu yang diluangkan orang tua untuk bermain bersama dapat meningkatkan perkembangan anak.
“Kalau saat ini banyak anak-anak yang tergantung gadget sehingga mereka kehilangan fantasi dan imaginasi. Begitu juga dengan bahasa, anak mudah berbahasa inggris, arab, namun mereka lupa dengan mother tounge nya,” jelasnya.
Willy berharap pada Hari Anak Nasional ini agar semua pihak baik itu orang tua, pemangku kepentingan agar bisa bekerjasama untuk kembali merestorasi karakter anak sehingga sesuai dengan jati diri Indonesia.
“Poin penting lainnya kita perlu melahirkan generasi yang bisa memanusiakan manusia dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan anak,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Willy mengajak semua pihak untuk perlu membuat ruang hidup untuk anak-anak agar bisa mengekspresikan dirinya tanpa ada pendiskriminasian satu sama lain.
“Kita tau kalau saat ini mereka tidak memiliki ruang bermain yang cukup. Kalau mau main futsal lapangan harus bayar. Mari kita ciptakan ruang hidup agar anak-anak bisa mengekspresikan diri dan bisa saling berinteraksi tanpa ada diskriminasi tanpa dibayar dan harus membayar. Kita bisa sama-sama menuntaskan tugas sejarah ini,” tutupnya.