Sakato.co.id – Siapa bilang Kartu Indonesia Pintar (KIP) hanya untuk para pelajar saja, KIP juga bisa digunakan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang disebut dengan KIP Kuliah (KIP-K).
Saat ini semakin banyak perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) yang sudah membuka jalur mandiri tahun 2025 dan jalur ini bisa mendaftar melalui situs resmi https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id untuk mendapatkan validasi KIP-K 2025. Program KIP-K hadir sebagai bantuan pendidikan bagi siswa berprestasi yang terkendala dalam ekonomi. Melalui program ini, mahasiswa bisa mendapatkan pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan dukungan biaya hidup selama kuliah.
KIP-K merupakan subsidi oleh pemerintah kepada pihak kampus dengan kisaran bervariasi.
Seperti program kedokteran, pemerintah hanya memberi subsidi sekitar 10 juta per semester, sedangkan jurusan atau program yang terakreditasi baik sekali sekitar 4 jutaan, dan 2,4 juta untuk program dengan jurusan akreditasi baik.
Begitu juga dengan uang saku per bulannya berdasarkan klaster program, yakni antara 800 ribu hingga 1,4 juta.
Untuk S1 pemerintah memberi subsidi pendidikan selama 8 semester, D3 6 semester, dan profesi selama 2 semester. Jika mahasiswa penerima KIP-K melewati masa tenggang bantuan, maka pemerintah secara otomatis akan menghapus subsidi tersebut dan semua biaya lanjutan pendidikan ditanggung secara pribadi.
Salah satu kampus terkemuka di Sumatera Barat, Universitas Baiturrahmah (Unbrah) justru memberi full biaya pendidikan yang diterima penerima KIP-K.
Rektor Universitas Baiturrahmah, Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S yang ditemui Sakato.co.id beberapa hari lalu mengatakan, bahwa pihak yayasan tidak akan membebani penerima KIP-K sepersen pun dalam pendidikan, kecuali uang saku tidak ada penambahan dari yayasan.
“Dana subsidi yang diterima penerima KIP-K per semester per orang ini sebenarnya tidak cukup untuk menutupi UKT per semester, jadi kita dari pihak yayasan memberi sepenuhnya hingga batas pendidikan yang ditetapkan, sebagai tanda bukti kami ikut serta dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul,” ungkap Musliar Kasim yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2011-2014) pada era Presiden SBY.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, pihak kampus Unbrah menyediakan 2 kuota kepada penerima KIP-K untuk program kedokteran umum dan kedokteran gigi.
“Calon mahasiswa baru yang kita terima tiap tahunnya sekitar 1000 orang, 50 hingga 52 orang diantaranya mahasiswa yang dinyatakan penerima KIP, khusus untuk program kedokteran kami hanya memberi kepada 2 orang saja, masing-masing diprogram kedokteran dan kedokteran gigi, menimbang biaya pendidikan kedokteran ini cukup besar,” ungkap Musliar Kasim.
Ia juga mengatakan, khusus untuk calon penerima KIP-K program kedokteran dari kampus ini harus mengikuti tes tambahan, seperti wawancara.
“Berbeda dengan mereka yang memilih program lainnya yang hanya dinyatakan lulus melalui ujian tertulis dan setelah dilakukan verifikasi administrasi tertentu, khusus calon mahasiswa penerima KIP-K kedokteran harus mengikuti tes wawancara, tujuannya jangan sampai ditengah jalan mereka yang kita beri beasiswa penuh ini putus pendidikan, karena program kedokteran terbilang cukup berat dibandingkan dengan program lainnya,” ulasnya.
menurut informasi dari pusat, informasi kepastian jumlah kuota KIP-K ke pada pihak kampus akan diumumkan menjelang tahun ajaran baru atau akhir Juli 2025.
Tahun lalu, calon mahasiswa KIP-K yang mendaftar ke Unbrah sekitar 350 orang dan yang diterima hanya 50 orang saja dan program radiologi D3 dan manajemen S1 paling diminati.
Dan Unbrah 2 tahun terakhir telah menerima 3 mahasiswa asing pada program kedokteran dan mendapatkan beasiswa. Sebelum mereka masuk kuliah, pihak Unbrah juga menfasilitasi mereka untuk khursus bahasa Indonesia selama 1 tahun. Mereka bukanlah mahasiswa pertukaran pelajaran, melainkan hasil kerjasama Unbrah dengan kampus luar