Sakato.co.id – Terus berupaya dalam meningkatkan kapasitas Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat (Sumbar) dengan ini menggelar Capacity Building TPID se-Sumbar di Kota Semarang, Jawa Tengah, selama dua hari, 4-5 September 2024.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumbar, Irfan Sukarna mengungkapkan, dipilihnya kota Semarang sebagai tempat meningkatkan kemampuan pengendalian inflasi, karena Provinsi Jawa Tengah adalah provinsi dengan pengendalian inflasi terbaik di Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali.
“Besar harapan kita, kegiatan ini bisa membuka cakrawala berpikir para peserta, sehingga ilmunya bisa diterapkan di daerah masing-masing di Sumbar,” ungkap Irfan Sukarna, saat pembukaan kegiatan Capacity Building TPID se-Sumbar 2024, di Hotel Tentrem Semarang, Rabu (4/9/2024).
Ia katakan, tantangan bagi TPID Sumbar itu harus berhadapan dengan berbagai bencana, karena daerah Sumbar memiliki risiko bencana yang lumayan besar, seperti banjir bandang, erupsi gunung berapi, dan longsor.
Menurutnya, karena masalah ini, pola pengendalian inflasi di Sumbar jadi berbeda dengan daerah lainnya. Ia berharap, Sumbar ke depan bisa menjadi kelompok pengendali inflasi kategori daerah rawan bencana.
“Jadi pada Capacity Building kita kali ini bersama TPID Provinsi Jawa Tengah diharapkan para peserta TPID dari Sumbar dapat menyerap inovasi atau langkah Jawa Tengah dalam pengendalian inflasi dapat pula hendaknya diaplikasikan di Sumatera Barat nantinya,” kata dia.
Sementara itu Asisten II Pemprov Sumbar, Ari Riswandi, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kantor Perwakilan BI Sumbar serta Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah, atas pelaksanaan penandatanganan MoU kerjasama antar daerah dan capacity building TPID Sumbar di Jawa Tengah, dalam rangka memperkuat kerjasama dan sinergitas kedua provinsi serta meningkatkan kemampuan TPID Sumbar dalam pengendalian inflasi daerah.
“Kami mengapresiasi Pemprov Jawa Tengah sebagai TPID berkinerja terbaik kategori provinsi di kawasan Jawa Bali Tahun 2024 dan kami perlu belajar dengan Jawa Tengah dalam pengendalian inflasi ini,” sebutnya.
Lebih lanjut Ari mengungkapkan, salah satu aspek pengendalian inflasi adalah ketersedian pasokan. Penguatan kerjasama antar daerah adalah salah satu strategi dalam pengendalian inflasi, terutama dalam upaya menjamin ketersediaan pasokan dengan pemenuhan bahan pangan bagi daerah produsen kepada daerah yang kekurangan pasokan.
“Oleh sebab itu, melalui kerjasama antar daerah ini, diharapkan TPID Sumbar dapat memaksimalkan fungsi kerjasama ini, sehingga ketersedian pangan tetap terjamin terutama diwaktu produksi kita berkurang dan disaat permintaan tinggi, guna menjaga agar harga pangan tetap stabil dan keterjangkauan harga tercapai,” ucapnya.
Kemudian kata Ari, kerjasama yang dilakukan ini juga bertujuan untuk untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi dan sumber daya diberbagai sektor, diantaranya sektor pertanian, kelautan, perikanan, perdagangan dan industri serta bidang lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan perekonomian dan sumber daya pendukung lainnya.
“Melalui pelaksanaan Capacity Building ini, diharapkan TPID Sumbar bisa belajar dari Pemprov Jawa Tengah dalam pengendalian inflasi, terbaik dengan menyesuaikan pada penyebab terjadinya inflasi di daerah kita dan cara yang sesuai pula penanganannya dengan karakteristik daerah kita masing-masing,” ujarnya.
Ary menambahkan, pada Capacity Building ini, juga bisa dipelajari berbagai inovasi yang dibuat oleh Pemprov Jawa Tengah dalam pengendalian inflasi. Inovasi tersebut juga dapat mendorong terwujudnya penguatan kerjasama pada sektor – sektor lainnya dalam meningkatkan potensi kedua Provinsi.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Biro Perekonomian Jateng, July Emmylia, mengungkapkan keberhasilan menjadi yang terbaik kategori provinsi di kawasan Jawa Bali Tahun 2024, tak terlepas dari kolaborasi solid semua pihak yang terlibat dalam pengendalian inflasi.
“Jateng memiliki BUMD yang khusus mengurus produk pangan, untuk pengendalian inflasi di Jateng,” bebernya.
Ia mengatakan, tak hanya kebun pangan, pihaknya juga memiliki kebun duren yang sudah berkontribusi memberikan masukan pendapatan. Pemprov menurutnya harus terus saling berkolaborasi untuk mengendalikan inflasi di daerah masing-masing.
Pada kesempatan itu juga ditandatangani MoU antara Pemprov Sumbar dengan Pemprov Jateng, serta juga melakukan perjanjian kerjasama untuk pembangunan dan pengembangan ketahanan pangan, juga pengembangan potensi daerah dan peningkatan pelayanan publik.
(*)