Sakato.co.id – Di tengah pesatnya adopsi layanan digital, kejahatan siber kian mengganas. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui Regional Office (RO) Padang kini secara serius mengingatkan masyarakat untuk ekstra hati-hati terhadap maraknya modus penipuan tautan palsu yang mengatasnamakan institusi resmi.
Modus ini dirancang untuk menjebak korban agar menyerahkan data pribadi krusial, yang kemudian dimanfaatkan pelaku untuk menguras rekening.
Salah satu modus yang paling sering digunakan adalah pengiriman tautan mencurigakan melalui SMS, email, atau media sosial. Tautan-tautan ini akan mengarahkan korban ke situs palsu yang dirancang sedemikian rupa menyerupai halaman resmi perusahaan.
Di situs palsu inilah, korban akan diiming-imingi untuk mengisi data-data penting seperti user ID, PIN, OTP, password, atau informasi kartu. Celakanya, jika data-data tersebut sampai diberikan, pelaku akan dengan mudah mengakses rekening dan melakukan transaksi tanpa sepengetahuan pemilik rekening yang sah.
Regional CEO BRI Padang, Riza Pahlevi, menegaskan bahwa keamanan adalah komponen vital dalam pengembangan layanan digital BRI. “Keamanan dan kenyamanan layanan digital merupakan dua hal yang saling melengkapi. Keduanya menjadi pondasi dalam menjaga dan membangun kepercayaan nasabah terhadap BRI,” ujarnya, Kamis (19/6/2025).
“Ini menunjukkan komitmen BRI untuk tidak hanya menyediakan layanan yang mudah, tetapi juga aman,” imbuhnya.
Terkait hal tersebut, BRI tak henti mengimbau nasabah untuk selalu mewaspadai pesan-pesan yang terlihat seperti informasi resmi dari suatu institusi, namun sebenarnya berisi tautan jebakan. Selain itu, nasabah juga didorong untuk mengoptimalkan berbagai fitur keamanan yang telah disediakan oleh BRI.
“Fitur-fitur tersebut meliputi autentikasi biometrik, verifikasi dua langkah, pembaruan aplikasi secara berkala, serta notifikasi transaksi. Langkah-langkah ini sangat penting sebagai bentuk kontrol mandiri dalam menjaga keamanan data dan transaksi pribadi,” sebutnya.
Riza menambahkan, keberhasilan menciptakan ekosistem digital yang aman sangat bergantung pada kolaborasi antara BRI dan nasabah.
“Perlindungan digital tidak hanya bergantung pada teknologi yang andal, tetapi juga pada perilaku nasabah yang waspada dan bijak dalam menghadapi ancaman siber. Peran aktif nasabah sangat krusial untuk menjaga keamanan transaksi mereka,” pungkasnya.
(*)
Komentar