OJK Sebut Sektor Keuangan di Sumatera Barat Tumbuh Stabil, Kredit Syariah Melesat 16 persen

Sakato.co.id – Kinerja sektor jasa keuangan di Sumatera Barat (Sumbar) dilaporkan tetap kokoh dan agresif di tengah dinamika ekonomi regional. Kekuatan ini menjadi sinyal positif bagi pembangunan daerah, tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Triwulan III-2025 yang mencapai 3,36 persen (yoy).

Kepala OJK Provinsi Sumatera Barat, Roni Nazra, menyatakan bahwa sektor keuangan masih menjadi kontributor utama. Namun, ia juga menyoroti adanya tantangan di beberapa segmen yang perlu diwaspadai.

Ia jelaskan, data OJK per September 2025 menunjukkan adanya pergeseran minat yang signifikan. Meskipun total aset perbankan konvensional dan syariah mencapai Rp83,82 triliun (tumbuh 0,50% yoy), sorotan utama jatuh pada Perbankan Syariah.

– Aset Melesat: Total aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan tertinggi, mencapai Rp13,91 triliun atau tumbuh fantastis sebesar 16,10 persen (yoy).

– Pembiayaan Melonjak: Penyaluran pembiayaan syariah juga ikut melesat hingga 16,09 persen (yoy), mencapai Rp11,68 triliun.

– Risiko Terjaga: Rasio Pembiayaan Bermasalah (NPF) syariah relatif aman di angka 1,62 persen, meski sedikit naik dari tahun sebelumnya.

Di sisi lain, total penyaluran kredit perbankan konvensional hanya tumbuh tipis 0,37 persen (yoy). Kredit untuk pelaku UMKM, yang menjadi tulang punggung ekonomi, bahkan terkontraksi sebesar 1,15 persen (yoy), meskipun porsinya masih besar, yaitu 42,77% dari total kredit.

Roni Nazra mengingatkan bahwa risiko kredit perbankan perlu dicermati. Rasio Kredit Bermasalah (NPL) tercatat sedikit meningkat menjadi 2,72 persen, dari 2,35 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Lonjakan Fantastis di Pasar Modal dan Fintech

Lebih lanjut Roni Nazra mengatakan, antusiasme masyarakat Sumbar terhadap investasi dan pembiayaan digital menunjukkan akselerasi yang luar biasa:

1. Jumlah investor di Pasar Modal, yang diukur dengan Single Investor Identification (SID), melonjak 27,41 persen (yoy), mencapai 238.330 investor per Agustus 2025. SID Reksa Dana dan Saham menjadi penyumbang terbesar.

2. Pinjaman melalui Fintech Lending (Pinjaman Legal) mencatatkan pertumbuhan outstanding yang fenomenal, meroket hingga 56,97 persen (yoy), dengan total nilai Rp1,46 triliun.

“Meskipun pertumbuhannya tinggi, rasio gagal bayar 90 hari (TWP90) justru menurun menjadi 2,14 persen, menunjukkan peningkatan kedisiplinan peminjam,” ungkap Roni.

Sementara itu kata Roni, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), khususnya Perusahaan Pembiayaan, juga mencatat pertumbuhan penyaluran sebesar 2,69 persen (yoy) dengan total Rp5,57 triliun.

(*)

Komentar