Sakato.co.id – Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mengatakan ada penambahan pertumbuhan hutan di Sumbar. Hutan tutupan sumbar di 2022 1.737.964 ha dan di2023 menjadi 1.741. 848 ha.
“Pertambahan tutupan hutan lebih banyak di kawasan perhutan sosial, itu menunjukkan masyarakat ketika dapat izin mampu mengelola hutan, dibuktikan dengan pertumbuhan hutan yang mereka kelola,”ungkap Senior Advisor KKI Warsi, Rudi Syaf di Padang, Rabu (24/1/2024).
Lebih lanjut Rudi Syaf mengataka mayoritas pertumbuhan hutan tersebut terjadi karena suksesi alami dengan masyarakat menjaga hutan dan sebagian ada dengan campur tangan manusia.
“Sebagian besar itu suksesi alami dan kemudian pertumbuhan terjadi.Kita harus memperluas hak masyarakat mengelola hutan. Sebelumnya yang bisa mengelola hutan adalah negara dan swasta, sekarang masyarakat sudah bisa,”jelasnya.
Rudi juga menyebutkan bahwa masyarakat bisa menjaga hutan dengan baik, hanya segelintir yang melakukan itu yang dilarang.
Seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Nagari Sirukam, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok. Dengan akses legal yang diterima oleh masyarakat Nagari Sirukam, mereka melakukan serangkaian program untuk memulihkan hutan. Salah satunya dengan menanam tanam kayu-kayuan sebanyak 12.100 bibit pada tahun 2017, 2020, dan 2021.
Perhutanan sosial di Sirukam turut mendukung perekonomian masyarakat lokal. Seperti halnya di Nagari Sirukam masyarakat mengembangkan komoditi berbasis tanaman kehutanan. Sejak mendapatkan persetujuan hutan nagari pada 2014 lalu, telah dibentuk unit-unit usaha bernilai ekonomi berdasarkan potensi lokal yang dimiliki nagari.
“Tentu tidak hanya di Sirukam, kita perlu mendorong inisiatif serupa di banyak nagari lain di Sumbar. Karena, tata guna lahan yang baik selain memberikan manfaat kepada masyarakat juga mencegah dari ancaman bencana ekologis,” pungkasnya.