Sakato.co.id – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sumatera Barat (Sumbar) bergerak strategis memperkuat ekosistem Kekayaan Intelektual (KI) di Ranah Minang. Kepala Kanwil Kemenkum Sumbar, Dr. Alpius Sarumaha, secara resmi membuka pelaksanaan Diseminasi Hak Cipta dan Desain Industri di Padang pada Minggu (7/12/2025).
Mengusung tema, “Mendorong inovasi dan kreativitas bernilai ekonomi melalui pelindungan dan pemanfaatan hak cipta dan desain industri,” kegiatan ini bertujuan menyatukan langkah lintas sektor untuk mengangkat potensi ekonomi daerah.
Acara pembukaan dihadiri oleh sejumlah pimpinan instansi vertikal, menandai komitmen kolaborasi. Tampak hadir Kepala Divisi Pelayanan Hukum Lista Widyastuti, Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Sumbar Kunrat Kasmiri, Kepala Kanwil Ditjen Imigrasi Sumbar Nurudin, serta Guru Besar FH Universitas Andalas Prof. Dr. Zainul Daulay.
Kepala Kemenkum Sumbar, Alpius Sarumaha, menegaskan bahwa upaya ini adalah langkah strategis. “Diseminasi ini adalah langkah strategis untuk memperkuat ekosistem pelindungan Kekayaan Intelektual (KI) di daerah melalui kolaborasi lintas sektor,” ujar Alpius.
Ia menekankan bahwa pelindungan dan pemanfaatan Hak Cipta dan Desain Industri harus berjalan serentak. Diperlukan kesatuan langkah antara pemerintah, akademisi, dan industri agar setiap inovasi yang lahir di daerah benar-benar memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Program ini menjadi pijakan penting karena Hak Cipta dan Desain Industri merupakan program Tematik 2025 dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) untuk mempercepat literasi KI. Langkah tersebut diperkuat dengan pengembangan Kawasan Berbasis KI, peningkatan kapasitas SDM kreatif, serta pembinaan bagi pelaku UMKM agar mampu memanfaatkan KI secara optimal.
Sebagai narasumber, Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, Wahendra W, memaparkan bahwa ekonomi kreatif adalah sektor unggulan provinsi.
Potensi besar Sumbar terletak pada sub-sektor mulai dari kuliner, kriya, fesyen, musik, film, hingga aplikasi digital. Namun, ia mengakui adanya tantangan besar, termasuk akses pasar, digitalisasi produk, dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih perlu diperkuat.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, Wahendra memaparkan sejumlah strategi pengembangan, di antaranya:
– Perluasan akses permodalan, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).
– Promosi melalui festival daerah, seperti Festival Batik Sawahlunto dan Pasa Ekraf Dharmasraya.
– Penguatan pemasaran digital dan pengembangan creative hub.
– Kolaborasi erat antara pemerintah, akademisi, komunitas, dan industri.
Contoh praktik baik dari inisiatif festival daerah yang disebutkannya menjadi bukti nyata kemampuan UMKM menggerakkan roda ekonomi dan membuka peluang baru.
Kegiatan diseminasi ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, dengan harapan Kanwil Kemenkum Sumbar berhasil membangun ekosistem KI yang lebih adaptif dan inklusif, yang pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan inovasi daerah yang bernilai ekonomi.
(*)






Komentar