Sakato.co.id – Konsistensi dan inovasi Pemerintah Kabupaten Tanah Datar dalam mengendalikan inflasi membuahkan hasil gemilang. Kabupaten yang dijuluki “Luhak Nan Tuo” ini sukses meraih TPID Award (Tim Pengendali Inflasi Daerah) di tingkat nasional empat tahun berturut-turut, mencakup penilaian kinerja tahun 2020, 2021, 2022, dan 2023.
Prestasi impresif ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Tanah Datar, Masni Yuletri, dalam acara Capacity Building Media Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat di Batusangkar, Kamis (20/11/2025).
Masni Yuletri menjelaskan bahwa kunci utama keberhasilan Tanah Datar adalah komitmen kuat kepala daerah yang kemudian diterjemahkan melalui sinergi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan kolaborasi erat dengan seluruh pemangku kepentingan.
“Seluruh program pengendalian inflasi disusun secara berkesinambungan dan masuk dalam dokumen perencanaan daerah, sekaligus mendapat dukungan anggaran dalam APBD,” tegas Masni Yuletri.
Ia menambahkan, prinsip kerja TPID Tanah Datar dikemas dalam semangat KISS (Kolaborasi, Integrasi, Sinergi, dan Sinkronisasi) dan didukung oleh landasan moral DUIT (Berdoa, Berusaha, Ikhlas, Tawakal). Seluruh program ini berpegangan teguh pada kerangka strategi nasional 4K: Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
Tanah Datar menyadari potensi terbesar dan sekaligus penyumbang inflasi utamanya. Dengan 63.660 hektare lahan pertanian dan sebagian besar masyarakat bergantung pada sektor ini, fokus pengendalian inflasi diarahkan secara intensif pada komoditas strategis seperti cabai, bawang merah, dan padi.
Berbagai program konkret dan berkelanjutan pun dilahirkan dengan tagline yang menarik, di antaranya:
Gertak Babe (Gerakan Tanam Serentak Komoditi Bawang dan Cabai)
Bang Cerah (Pengembangan Kawasan Cabai dan Bawang Merah)
Peduli Babe (Peningkatan Produksi dan Hilirisasi Bawang dan Cabai)
Ketika produksi melonjak dan hilirisasi mulai berjalan, pemerintah daerah memperkuat sistem dengan digitalisasi melalui inisiatif Kasih Sirinda (Kolaborasi dan Sistem Pengendalian Inflasi Daerah). Inovasi ini disempurnakan dengan Intan Pengasih (Pemberian Insentif) untuk petani, menjamin pasokan tetap terjaga.
Komitmen Tanah Datar tidak goyah, bahkan setelah menghadapi tantangan berat. Sepanjang tahun 2025, bahkan setelah pemulihan pascabencana erupsi Gunung Marapi dan banjir bandang pada tahun 2024, Tanah Datar tetap mencatatkan surplus produksi untuk cabai, bawang merah, dan padi.
Melihat ke depan, Tanah Datar telah menyiapkan amunisi baru. Untuk tahun 2026, pemerintah daerah meluncurkan program lanjutan bernama Babendi (Bertanam Padi Gratis). Program ini tidak hanya memperkuat ketersediaan komoditas pangan daerah, tetapi juga secara langsung bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Seluruh upaya ini menjadi bagian dari komitmen kami menjaga stabilitas harga dan pasokan, sehingga masyarakat tetap terlindungi dan perekonomian daerah bergerak lebih kuat,” tutup Masni Yuletri.
Dengan konsistensi kebijakan, kolaborasi yang terjaga, dan program yang inovatif, Tanah Datar menegaskan kesiapan untuk kembali mempertahankan gelar prestisius TPID Award di tahun-tahun mendatang.
(*)







Komentar