Sakato.co.id – Komitmen percepatan pemulihan pascabencana di Sumatera Barat memasuki babak baru. Pada Minggu (28/12/2025), Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri), Komjen Pol. Dr. Dedi Prasetyo, resmi melepas pendistribusian logistik dan sarana prasarana skala besar untuk menjangkau titik-titik terdampak.
Sebanyak 50 ton bantuan mulai mengalir ke wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit diakses. Tak hanya sekadar bahan pokok, bantuan kali ini mencakup alat berat hingga program pemulihan psikologis bagi anak-anak.
Strategi distribusi kali ini dilakukan secara terpadu melalui Konvoi Kemanusiaan. Menyadari medan yang berat, Polri mengerahkan 200 personel gabungan dengan 100 unit kendaraan roda dua (R2) sebagai ujung tombak untuk menembus lokasi-lokasi yang tak terjangkau kendaraan besar.
Beberapa titik fokus distribusi meliputi:
Kabupaten Padang Pariaman: Nagari Sungai Buluh Barat & Utara (Kec. Batang Anai) serta Kampung Pondok Nagari Pasie Laweh (Kec. Lubuk Alung).
Kabupaten Agam: Wilayah Palembayan dan Maninjau.
“Kegiatan ini adalah wujud nyata kehadiran negara. Kami ingin memastikan sinergi pemerintah pusat dan daerah berjalan berkelanjutan hingga kondisi masyarakat benar-benar pulih,” tegas Komjen Pol. Dedi Prasetyo.
Kabar baik datang dari sektor infrastruktur. Polri melaporkan progres signifikan pada pembangunan jembatan darurat:
Rampung 100%: Jembatan Palembayan (Agam) dan Sumani (Solok).
Tahap Percepatan: Jembatan Malalak (80%) dan Batang Anai (75%).
Wakapolri menyampaikan, perhatian khusus diberikan pada Jembatan Salareh Aia di Agam yang menjadi urat nadi bagi 1.136 jiwa. Saat ini, Polri tengah mendorong peningkatan status menjadi Jembatan Bailey agar bisa dilalui kendaraan roda empat dan enam. Hal ini krusial untuk memulihkan distribusi hasil tani seperti sawit, jagung, dan padi yang menjadi napas ekonomi warga.
Polri tidak hanya fokus pada pembangunan fisik jalan. Upaya pemulihan dilakukan secara holistik:
Hunian Sementara (Huntara): Pembangunan sedang dikebut di tiga lokasi, yakni Kapalo Koto (100 unit), Anduriang (34 unit), dan Limau Hantu (60 unit).
Kebutuhan Dasar: Penyediaan air bersih melalui 150 titik sumur bor dan 300 toren, didukung 7 unit mobil tangki yang beroperasi rutin.
Pendidikan dan Mental: Sebanyak 200 set seragam sekolah dan 400 pasang sepatu dibagikan. Selain itu, tim psikolog dikerahkan untuk memberikan Trauma Healing kepada anak-anak agar mereka kembali ceria pascabencana.
“Seluruh bantuan ini akan terus mengalir hingga Huntara selesai sepenuhnya dan aktivitas ekonomi masyarakat kembali normal,” tutup Wakapolri.
(*)





Komentar