Sakato.co.id – Puluhan anak muda dari generasi milenial dan generasi z berkumpul di Gedung Serba Guna Yayasan Baiturrosyid KPIK, Lubuk Minturun, kota Padang, Sabtu (3/2/2024).
Mereka berkumpul untuk mendeklarasikan gerakan relawan Matahari Pagi kota Padang yang bertujuan untuk memberikan dukungan kepada Pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Wakil Panglima Daerah Matahari Prabowo Gibran Sumatera Barat atau disingkat Matahari Pagi Sumbar, Abdullah Faqih mengatakan para milenial dan gen z ini berkumpul dengan semangat yang kuat untuk memenangkan Prabowo Gibran di Kota Padang.
Diketahui bahwa jumlah pemilih muda di Sumatera Barat pada Pemilu 2024 mencapai 58,7 persen. Oleh karena itu, pemilih muda sangat menentukan kualitas penyelenggaraan pemilu di Sumbar.
“Selaras dengan itu, kita akan menjadi saksi dan kunci keberlanjutan pemerintahan 5 tahun kedepan, karna angka pemilih muda di kota Padang lebih tinggi lagi yaitu hampir ke angka 65%, sangat baik rasa nya kalau generasi muda harus mengetahui akan peta politik kedepan,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa Relawan Matahari Pagi ini didirikan oleh juru bicara Menteri Pertahanan RI, Dahnil Anzar Samanjuntak.
“Deklarasi di berbagai propinsi sudah dilakukan. Untuk di Sumatera Barat sendiri sudah dideklarasikan tanggal 13 Desember yang lalu di Padang, dan sekarang kita deklarasi untuk kota Padang dan ditunjuklah Koordinator Simpul Kota Padang yaitu saudara Faqih Maulana”, ungkap Abdullah Faqih.
Menurut Faqih Mulyana, Pemilu Serentak 2024, tidak semata-mata digelar untuk mengisi jabatan Presiden dan Wakil Presiden, serta kursi-kursi Legislatif di DPR, DPRD dan DPD.
“Tetapi ini merupakan proses pembelajaran politik untuk mendewasakan kita dalam hal berdemokrasi, juga titik tolak awal estafet kepemimpinan menuju Indonesia Maju dengan Hilirisasi dan Industrialisasi”, ucap nya.
“Maka, marilah kita serukan kata bersinar untuk pemilihan serentak ini, serta memberikan suasana nyaman dan aman untuk mewujudkan pemilihan umum yang berbudaya.”
“Hal ini agar tidak terjadinya konflik sosial sehingga terhindar dari intrik dan intimidasi, provokasi, pelecehan, ujaran kebencian, berita bohong, politik SARA, politik uang, atau pun pencemaran nama baik, bahkan politik identitas,” ujarnya.
“Kalau pola ini diikuti, niscaya, saat ini kita sama-sama yakin bahwa seluruh indonesia akan selalu bersinar dengan “Matahari Pagi”, pungkas Faqih Mulyana.
(*)