Sakato.co.id – Sektor jasa keuangan di Sumatera Barat menunjukkan performa yang cemerlang di awal tahun 2025. Data per Februari 2025 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Barat mencatat pertumbuhan positif dengan tingkat risiko yang tetap terjaga. Kondisi ini menjadi angin segar dan turut menopang pertumbuhan ekonomi Sumbar yang tercermin dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Triwulan IV-2024 yang tumbuh 4,04 persen (yoy).
“Sektor jasa keuangan di Sumatera Barat terus menunjukkan tren positif, berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah,” ujar Kepala OJK Provinsi Sumbar, Roni Nazra, dalam keterangan persnya, Rabu (30/4/2025).
Perbankan: Aset Melejit, Kredit Produktif Melonjak
Sektor perbankan di Sumatera Barat tampil perkasa. Total aset perbankan mencapai Rp84,56 triliun per Februari 2025, tumbuh 4,82 persen dibanding tahun sebelumnya (yoy). Tak hanya itu, penyaluran kredit dan pembiayaan juga melesat hingga Rp73,83 triliun, naik 5,57 persen (yoy).
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan juga menunjukkan peningkatan signifikan, mencapai Rp56,73 triliun atau tumbuh 4,86 persen (yoy). Meskipun rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) sedikit naik menjadi 2,48 persen dari 2,37 persen pada periode yang sama tahun lalu, risiko kredit masih dalam batas aman dan terkendali.
“Penyaluran kredit kepada pelaku UMKM menjadi prioritas utama. Hingga Februari 2025, kredit UMKM mencapai Rp31,65 triliun, tumbuh 1,16 persen (yoy), dan berkontribusi 42,87 persen dari total kredit yang disalurkan,” terang Roni.
Perbankan Syariah dan BPR Kian Bersinar
Pertumbuhan positif juga menjalar ke sektor perbankan syariah. Dengan total aset Rp12,83 triliun, sektor ini mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 23,04 persen (yoy). Penghimpunan DPK perbankan syariah mencapai Rp10,77 triliun (tumbuh 10,60 persen yoy), sementara penyaluran pembiayaan mencapai Rp10,85 triliun (tumbuh 22,81 persen yoy). Yang lebih menggembirakan, rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) turun signifikan menjadi 1,41 persen, turun 1,63 persen dari tahun sebelumnya.
Tak ketinggalan, Bank Perekonomian Rakyat (BPR), baik konvensional maupun syariah, juga menunjukkan kinerja apik. Total aset BPR mencapai Rp2,78 triliun (tumbuh 7,73 persen yoy). DPK yang dihimpun sebesar Rp2,01 triliun (tumbuh 5,06 persen yoy), dan penyaluran kredit/pembiayaan mencapai Rp2,15 triliun (tumbuh 8,02 persen yoy), dengan 71,67 persen di antaranya dialokasikan untuk UMKM.
Pasar Modal Sumbar: Investor Baru Terus Berdatangan
Geliat investasi di Sumatera Barat semakin terasa. Pada industri pasar modal, jumlah Single Investor Identification (SID) terus menunjukkan pertumbuhan pesat. Per Februari 2025, total SID mencapai 199.772 investor, melesat 13,41 persen (yoy). Dari angka tersebut, investor saham berjumlah 95.951 (tumbuh 21,86 persen yoy), investor Reksa Dana 188.992 (tumbuh 13,44 persen yoy), dan investor Surat Berharga Negara (SBN) 8.259 (tumbuh 13,70 persen yoy).
IKNB: Perusahaan Pembiayaan Moncer, LKM Agak Melambat
Di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), Perusahaan Pembiayaan menunjukkan kinerja yang solid. Total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp5,57 triliun per Februari 2025, tumbuh 4,77 persen (yoy). Meski rasio pembiayaan bermasalah (NPF) sedikit naik menjadi 2,93 persen, sektor ini tetap menunjukkan pertumbuhan yang sehat.
Berbeda dengan Perusahaan Pembiayaan, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) cenderung stagnan bahkan sedikit terkontraksi. Total aset LKM tercatat Rp6,86 miliar, turun 0,47 persen (yoy). Penyaluran pembiayaan juga terkontraksi 3,21 persen (yoy) menjadi Rp2,43 miliar, dengan jumlah debitur eksisting sebanyak 745 orang, turun 6,76 persen (yoy).
Edukasi dan Perlindungan Konsumen: OJK Gencar Beri Pemahaman
OJK Provinsi Sumatera Barat terus aktif dalam upaya edukasi dan perlindungan konsumen. Hingga Februari 2025, telah terselenggara 17 kegiatan edukasi langsung dan 7 edukasi tidak langsung melalui media sosial serta media cetak. Kegiatan ini menyasar masyarakat umum, pelaku UMKM, pelajar, dan mahasiswa, dengan tujuan meningkatkan pemahaman tentang tugas OJK, produk jasa keuangan, serta kewaspadaan terhadap aktivitas keuangan ilegal.
Di bidang perlindungan konsumen, Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) mencatat 577 layanan masyarakat dari Sumatera Barat terkait Pelaku Usaha Jasa Keuangan yang diawasi OJK. Layanan tersebut terdiri dari 117 pengaduan, 16 pemberian informasi, dan 444 pertanyaan.
Selain itu, OJK juga menerima 450 layanan lainnya yang berkaitan dengan entitas yang tidak diawasi OJK, seperti pertanyaan mengenai pinjaman online ilegal dan penawaran investasi ilegal.
“Ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya melaporkan aktivitas mencurigakan dan mencari informasi yang akurat dari lembaga berwenang,” pungkas Roni.
(*)
Komentar