Sakato.co.id – Di tengah keterbatasan lahan dan tantangan pembinaan, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Padang muncul sebagai pionir yang sukses mengintegrasikan program ketahanan pangan dengan pembinaan kemandirian warga binaan.
Mereka mengubah area sempit di dalam rutan menjadi lahan produktif untuk budidaya sayuran dan ikan lele, sebuah langkah nyata mendukung program swasembada pangan pemerintah.
Aktivitas bercocok tanam dan beternak ini tidak hanya berorientasi pada hasil panen semata. Lebih dari itu, program ini merupakan implementasi langsung dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, yang fokus pada pemberdayaan Warga Binaan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Kepala Rutan Kelas IIB Padang, Mai Yudiansyah, menjelaskan bahwa program ini adalah bagian dari semangat “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak”.
”Kami ingin setiap langkah yang dilakukan memberikan dampak nyata, baik bagi warga binaan maupun masyarakat sekitar. Ketahanan pangan ini adalah wujud nyata kemandirian yang berdampak positif secara sosial dan ekonomi,” ungkap Mai Yudiansyah, dalam keterangan persnya, Rabu (8/10/2025).
Ia katakan, warga binaan dilibatkan secara langsung dalam seluruh rangkaian proses, mulai dari persiapan benih, penanaman, perawatan, hingga panen. Keterlibatan penuh ini menanamkan nilai-nilai fundamental seperti kerja keras, tanggung jawab, dan keterampilan praktis yang akan menjadi bekal mereka saat kembali ke masyarakat.
Lebih lanjut kata Mai Yudiansyah, nantinya hasil panen yang didapatkan dari kerja kolektif ini memberikan manfaat ganda. Sebagian besar hasil sayur dan ikan lele dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dapur Rutan Padang, sehingga mampu mengurangi beban operasional.
“Sementara itu, sebagian lainnya dijual, dan keuntungannya digunakan untuk mendukung kas kegiatan pembinaan lanjutan bagi para warga binaan,” kata dia.
Dengan semangat kerja kolektif dan dukungan penuh dari seluruh jajaran, Rutan Kelas IIB Padang bertekad menjadikan program ketahanan pangan ini sebagai contoh nyata implementasi pembinaan yang produktif dan berkelanjutan.
“Rutan Padang membuktikan bahwa pembinaan tidak lagi hanya rutinitas, melainkan sebuah gerakan Bekerja, Bergerak, dan Berdampak yang membawa perubahan signifikan menuju kemandirian,” pungkasnya.
(*)
Komentar