Sakato.co.id – Upaya identifikasi korban bencana alam di Sumatera Barat menghadapi tantangan berat, terutama setelah lebih dari seminggu pascakejadian. Kondisi jenazah yang sulit dikenali secara visual memaksa Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar meminta backup penuh dari Markas Besar (Mabes) Polri. Sebanyak 15 personel Pusdokkes Mabes Polri telah diterjunkan untuk mempercepat proses identifikasi.
Tim DVI gabungan ini berfokus pada teknik identifikasi ilmiah, terutama melalui DNA, mengingat banyak korban yang ditemukan tanpa pakaian utuh.
Kabid DVI Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol dr. Wahyu Idayati, menjelaskan bahwa sebagian tim, termasuk dua dokter forensik, satu dokter gigi, dan pakar DNA, ditempatkan di Kabupaten Agam, wilayah dengan jumlah korban terbanyak.
“Korban bencana ini sudah lebih dari seminggu. Kondisinya sudah tidak segar dan tidak bisa dikenali secara visual,” ungkap dr. Wahyu.
Ia menambahkan, banyak jenazah yang ditemukan sudah tidak mengenakan pakaian, sebuah kondisi yang mempersulit pencocokan data postmortem secara tradisional.
“Kami kesulitan untuk mengidentifikasi secara visual. Secara visual itu kan harus dicocokkan pakaiannya. Kalau kondisi sudah tidak terlalu bagus, pergerakan identifikasi itu agak melambat,” jelas dr. Wahyu.
Saat ini, prioritas utama tim adalah mengumpulkan sampel DNA pembanding dari keluarga korban yang melapor hilang di posko Antemortem (data sebelum kematian). Sampel ini, diambil melalui usap (swab) bagian dalam pipi, akan dibawa ke Jakarta untuk diperiksa. Sementara itu, sampel DNA dari jaringan tubuh jenazah korban juga telah berhasil diambil.
Proses pemeriksaan DNA ini diperkirakan memakan waktu yang bervariasi. “Dari pengalaman, mungkin lebih dari tiga hari, lima hari, hingga dua minggu, tergantung kondisi sampel. Semakin lama jenazah, DNA-nya juga semakin rusak, jadi kita harus mencari bagian tubuh yang tahan lama,” tegasnya.
Sementara proses identifikasi ilmiah terus berjalan, Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Susmelawati Rosya, menyampaikan data korban terbaru yang dirilis oleh Posko Terpadu Provinsi Sumatera Barat pada Rabu (3/12/2025) pukul 09.00 WIB.
Ia jelaskan, untuk total korban 193 orang jumlah keseluruhan korban terdampak bencana, yang sudah teridentifikasi 161 orang oleh Tim DVI. Belum Teridentifikasi sebanyak 32 orang yang masih menunggu proses dan hasil identifikasi, terutama DNA. Kemudian dinyatakan hilang 216 orang yang masih belum ditemukan.
“Untuk update selanjutnya, nanti malam pukul 20.00 WIB akan kami sampaikan kembali perkembangan data terbaru,” kata Kombes Pol Susmelawati Rosya.
Menanggapi kemungkinan masih ditemukannya korban, Plt. Kabid Dokkes Polda Sumbar, AKBP dr. Faisal, mengungkapkan bahwa tim meminta bantuan backup dari Pusdokkes Polri.
Selain itu, atas perintah Kapolda, Dokkes Polda Sumbar juga membuka pos kesehatan di pos penampungan pengungsi. “Animonya tinggi, kurang lebih 800 orang per hari kami layani, dan kami juga dibantu oleh Pusdokkes Polri,” ujar dr. Faisal.
Imbauan terus disampaikan kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera mendatangi posko DVI, terutama di RS Bhayangkara.
“Kebetulan saat ini ada tim ahli DNA dari Pusdokkes Polri yang akan mengambil DNA pembanding untuk dicocokkan dengan korban yang diduga dan belum diketahui identitasnya,” pungkasnya, menekankan pentingnya peran serta keluarga dalam proses identifikasi ini.
(*)









Komentar