Sakato.co.id – Para cendekiawan dan akademisi memegang peranan krusial sebagai nahkoda yang mengarahkan pembangunan bangsa di tengah arus globalisasi dan laju teknologi yang tak terbendung. Pernyataan ini disampaikan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof Brian Yuliarto, dalam pertemuan Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (MDGB PTNBH) se-Indonesia di Universitas Andalas, Padang, Jumat (26/9/2025).
Dalam sambutannya, Prof Brian Yuliarto menyoroti persaingan antar bangsa yang semakin ketat dan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Menurutnya, kearifan para cendekiawan menjadi kompas yang akan memandu Indonesia agar tetap mampu bersaing dan sejajar dengan negara lain.
“Perguruan tinggi adalah tempat berkumpulnya sumber daya manusia unggul Indonesia. Dari sinilah diharapkan lahir gagasan dan terobosan nyata untuk kemajuan bangsa,” tegasnya.
Acara yang mengusung tema ‘Peran Strategis Guru Besar untuk Kejayaan Bangsa’ ini bukan sekadar pertemuan formal, melainkan ruang deliberatif untuk merumuskan visi kolektif.
Ketua MDGB PTNBH, Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A, menyebut forum ini sebagai ajang refleksi dan aksi, tempat para guru besar saling bertukar pikiran.
“Tidak mudah menghadapi situasi dunia yang terus berubah, namun dengan kekuatan internal yang dibangun di antara perguruan tinggi, kita akan mampu berperan secara eksternal bagi masyarakat luas,” ungkap Baiquni.
Salah satu momen penting dari pertemuan ini adalah dilahirkannya Deklarasi Padang untuk Kejayaan Bangsa. Ketua MDGB PTNBH Universitas Andalas, Prof. apt. Marlina M.S., Ph.D., menjelaskan bahwa deklarasi ini merupakan komitmen moral dan tanggung jawab intelektual para guru besar.
“Deklarasi ini menegaskan urgensi menjadikan ilmu pengetahuan sebagai landasan utama dalam perumusan kebijakan publik, menjaga integritas akademik, serta mendorong transformasi pendidikan tinggi yang berpihak pada kepentingan nasional,” ujar Prof. Marlina.
Prof. Marlina menambahkan, di tengah maraknya disinformasi dan polarisasi sosial, suara jernih dari kalangan akademik menjadi sangat dibutuhkan. Pertemuan ini, lanjutnya, meneguhkan kembali peran strategis guru besar sebagai penjaga marwah intelektual dan benteng moral bangsa.
(*)
Komentar