Oleh : Shilva Lioni
(Dosen Program Studi Sastra Inggris Universitas Andalas)
Sakato.co.id – Tidak ada manusia manapun diatas bumi ini yang tidak pernah merasakan sakit dalam kehidupan baik itu meliputi sakit fisik maupun sakit bathin yang dideritanya. Jika merasa sakit, tentu menjadi lumrah kemudian bagi seorang manusia untuk pergi berobat ataupun mencari sebuah obat agar sembuh dikarenakan tidak ada satupun manusia di atas dunia ini yang ingin berada dalam kondisi kesakitan dalam rentang waktu yang cukup lama.
Obat dan juga proses penyembuhan bagi setiap orang sifatnya beragam dan berbeda-beda antar satu dan lainnya. Sebagai contoh, ada orang yang memerlukan obat yang susah didapat dan memakan waktu yang lama untuk sebuah proses penyembuhan, namun di sisi lain ada juga orang yang cukup mudah dan tidak perlu waktu yang lama untuk sembuh seperti hanya dengan beristirahat. Itu tergantung kepada kebutuhan masing-masing individu dan cara tubuh serta hati dalam merespon sebuah hal dimana antar satu manusia dengan manusia lainnya tentu akan berbeda-beda.
Dari berbagai cara penyembuhan dan sekian banyaknya obat yang tersedia untuk penyakit fisik maupun mental, kegiatan menulis merupakan salah satu alternatif obat terdekat dan dinilai cukup efektif terutama dalam hal mengobati sakit batin yang melibatkan perasaan dan hati. Menulis dipercayai dapat menjadi wadah bagi seseorang dalam menyalurkan dan mengeluarkan berbagai sakit dan emosi negatif yang dialami dirinya. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh seorang professor di bidangĀ PsikologiĀ Sosial bernama Pennebeker yang banyak meneliti tentang manfaat dari kegiatan menulis.
Dipercayai melalui kekuatannya dalam mengobati luka bathin dan luka hati seseorang, lebih lanjut kegiatan menulis bahkan sampai dimanfaatkan sebagai sebuah terapi.
Terapi menulis dikenal sebagaiĀ istilah Expressive Writing. Expressive writing menekankan kepada fungsi bahasa yakni sebagai sebuah alat ekspresi. Dalam hal ini, sebagai sebuah alat ekspresif, kebebasan individu dalam mengekspresikan diri menjadi kunci utama. Dalam Expressive writing seseorang dapat menulis suatu hal yang sangat emosional dengan berbagai gaya bebas tanpa perlu memerhatikan jenis tulisan maupun tata bahasa ataupun tekanan lainnya. Dalam menulis, seseorang bebas untuk mengeluarkan seluruh beban dan curahan hatinya tanpa perlu memendam apapun yang dirasakannya.
Lebih lanjut, dalam kasus ini menulis bisa menjadi salah satu obat yakni dalam bentuk terapi kejiwaan yang mudah dan efektif terlebih untuk mengurangi emosi negatif dalam diri. Menuangkan perasaan, kegelisahan, dan emosi dalam bentuk tulisan akan dapat membantu menurunkan tingkat stres yang sedang dialami seseorang.
Disamping hal tersebut, ada beberapa manfaat lainnya yang dapat diperoleh seseorang dari menulis ekspresif di antaranya yakni:
Dapat membantu seseorang mengenali dirinya
Dapat memperkuat fungsi emosional
Dapat menggurangi kecemasan
Dapat membuat dan melatih seseorang menjadi lebih terorganisir
Dapat melegakan perasaan
Lebih lanjut, menulis juga dapat melatih seseorang agar menjadi lebih terampil dalam mengungkapkan perasaannya, yakni meliputi apa saja yang dirasakannya. Dengan demikian, beban mental menanggung semua hal sendiri akan dapat tersalurkan dengan cara yang tepat sehingga isu terkait kesehatan mental seperti perasaan tertekan dan sebagainya akan dapat dicegah.