Kenapa Nuzulul Quran Diperingati 17 Ramadhan?

Sakato.co.id – Nuzulul Quran merupakan salah satu peristiwa penting yang diperingati setiap tahunnya oleh umat muslim. Lantas, kapan malam Nuzulul Quran 2024?

Nuzulul Quran adalah peristiwa diturunkannya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia, peristiwa tersebut biasanya diperingati dengan melakukan kegiatan keagamaan seperti pengajian, tadarus, itikaf dan sejenisnya.

banner 1080x788

Oleh karena itu, tidak heran jika umat muslim ingin mengetahui kapan malam Nuzulul Quran agar dapat mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan malam istimewa tersebut. Nah untuk membantu detikers, berikut informasi terkait jadwal malam Nuzulul Quran 2024.

Kapan Malam Nuzulul Quran 2024?
Nuzulul Quran diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Jika dikonversi ke dalam kalender Masehi, tahun ini, hari ke-17 Ramadhan 1445 H jatuh pada Kamis, 28 Maret 2024.

Perhitungan tersebut berdasarkan hasil sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag) yang menetapkan 1 Ramadhan pada Selasa, 12 Maret 2024. Namun karena penanggalan Hijriah berdasarkan peredaran bulan, maka pergantian harinya dimulai setelah waktu magrib atau ketika matahari terbenam.

Dengan demikian, malam Nuzulul Quran jatuh pada tanggal Rabu, 27 Maret 2024 malam ketika memasuki waktu Magrib.

Sementara itu, jika merujuk pada perhitungan hasil hisab Pusat Pimpinan Muhammadiyah yang menetapkan 1 Ramadhan pada Senin, 11 Maret 2024, maka malam Nuzulul Quran jatuh pada Selasa, 26 Maret 2024. Tepatnya setelah memasuki waktu maghrib.

Kenapa Nuzulul Quran Diperingati 17 Ramadhan?

Mengutip dari laman Nahdlatul Ulama yang berjudul “Ini Alasan Nuzulul Qur’an Diperingati pada 17 Ramadhan,” terdapat dua argumen kenapa Nuzulul Quran diperingati pada 17 Ramadhan.

Pertama, merujuk pada Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 41 berikut,

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya, “Dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Para ulama mengartikan kata “yaumul furqan” dalam ayat tersebut sebagai waktu pertemuan antara pasukan Muslim dan pasukan kafir Quraisy pada saat pertempuran Badar yang terjadi pada tanggal 17 bulan Ramadhan. Sebagaimana di antaranya dikemukakan oleh Imam ath-Thabari dalam Jāmiʽul Bayān fi Ta’wīlil Quran (13/562) dengan mengutip Hasan bin Ali,

قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة “الفرقان يوم التقى الجمعان”، لسبع عشرة من شهر رمضان.

Artinya: “Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata, ‘Yang dimaksud dengan malam ‘al-furqan yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan.’

Kemudian alasan kedua kenapa Nuzulul Quran diperingati pada 17 Ramadhan karena merujuk pada peristiwa pertama kalinya Rasulullah SAW menerima wahyu di Gua Hira, yaitu surah Al-Alaq ayat 1-5. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 17 Ramadhan.

Berikut bacaan surah Al-Alaq ayat 1-5:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Sejarah Singkat Peristiwa Nuzulul Quran
Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama yang berjudul “Sejarah Terjadinya Peristiwa Nuzulul Qur’an,” diceritakan oleh Syekh M Ali As-Shabuni, bahwa Al-Quran sekitar tahun 608-609 M. Rasulullah SAW saat itu berusia 40 tahun.

Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW sedang menjalani ibadah di gua Hira, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Makkah. Kemudian secara tiba-tiba Jibril muncul membawa wahyu.

Jibril memeluk dan melepaskan Nabi Muhammad SAW. Tindakan ini diulangi sebanyak tiga kali. Setiap kali memeluk, Jibril mengatakan, “Iqra’!” artinya “Bacalah.”

“Aku tidak mengenal bacaan,” jawab Rasulullah.

“Iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq, khalaqal insana min alaq. Iqra wa rabbukal akram. Alldzi allama bil qalam. Allamal bil qalam. Allamal insana ma lam ya’lam,” kata Jibril pada kali ketiga membaca Surat Al-Alaq ayat 1-5.

Peristiwa ini menandai awal dari turunnya wahyu, serta awal dari turunnya Al-Quran. Namun, sebelum peristiwa agung ini terjadi, ada beberapa tanda yang menunjukkan semakin dekatnya turunnya wahyu dan kenabian Nabi Muhammad SAW.

Salah satu tanda tersebut adalah mimpi yang dialami oleh Nabi Muhammad yang kemudian terwujud dalam peristiwa nyata. Tanda lainnya adalah kebahagiaan Nabi Muhammad SAW dalam menjalani ibadah menyepi menjelang turunnya wahyu. (Syekh M Ali As-Shabuni, At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, [tanpa kota, Darul Mawahib Al-Islamiyyah: 2016], hal. 14-15).

Itulah jadwal malam Nuzulul Quran dan sejarah singkat peristiwa agung tersebut. Semoga bermanfaat, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *