Jumlah Pemilih Muda Sumbar Untuk Pemilu 2024, Lampaui Angka Nasional

Sakato.co.id – Jumlah pemilih muda Sumatera Barat mencapai 57,8 persen dari DPT untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Angka ini jauh di atas angka nasional yang hanya 52 persen.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatra Barat, Surya Efitrimen. Dia menjelaskan kelompok pemilih muda adalah pemilih muda yang berasal dari generasi milenial dan generasi Z.

banner 1080x788

“Pemilih muda generasi milenial mencapai 1.310.821 atau 32 persen dan generasi Z mencapai 1.089.251 atau 27 persen, ini diperkirakan mencapai 60 persen suara pemilih muda di tingkat nasional,” kata Surya.

Surya menjelaskan berdasar pemilih tetap di Sumbar mencapai 4.088.606 pemilih dengan angka pemilih laki-laki sejumlah 2.027.360 orang dan pemilih perempuan mencapai 2.061.246 orang.

Sementara untuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Provinsi Sumbar tersebar sebanyak 17.569 TPS yang ada di 1.265 kelurahan/desa/nagari, 179 kecamatan, dan 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumbar.

Surya mendorong pemilih muda, khususnya pemilih pemula menjadi pemilih cerdas. Karakteristik pemilih cerdas adalah proaktif, menolak politik uang, menghindari ujaran kebencian, tidak golput, dan antihoaks.

“Pemilih cerdas itu yang bisa proaktif dalam pemilihan, tidak ikut ujaran kebencian, tidak golput, serta menolak adanya politik uang nantinya,” ujarnya.

Terpisah, Dosen Sosiologi Politik UNP Eka Vidya Putra ikut menggarisbawahi kewaspadaan mobilisasi pemilih, praktik politik uang, dan kampanye hitam.

“Berdasar kajian 2017, politik uang dan mobilisasi pemilih masih terjadi secara masif serta melibatkan hampir seluruh unsur masyarakat, termasuk organisasi masyarakat yang berbasis agama, etnis, kepemudaan, dan non partai,” kata Eka.

Eka mengatakan kegiatan Pemilu harus berkualitas supaya dampak yang dirasakan masyarakat bisa menyentuk kesejahteraan sosial, perbaikan ekonomi, dan politik untuk rakyat.

Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan, Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Dwi Dianingsih dominannya pemilih dari generasi muda menjadi sebuah tantangan bagi penyelenggara dan peserta Pemilu.

“Kita perlu mendorong pendidikan politik, literasi demokrasi, dan partisipasi masyarakat untuk menyongsong Pemilu 2024 nanti, termasuk kepada pemilih muda khususnya kepada pemilih pemula,” kata Dwi.

Selain itu Dwi berharap kepada pemilih muda, khususnya mahasiswa memiliki keterampilan analitis, kritis, dan terlibat wacana publik secara konstruktif.

“Mahasiswa bisa memanfaatkan teknologi informasi yang sudah ada untuk menyaring, memilah dan memilih hingga layak digunakan membuat keputusan bijak dalam pemberian suara di TPS pada Februari 2024 nanti,” ungkap Dwi.

Begitu juga dengan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong. Dia mengatakan pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi di daerah dengan tingkat partisipasi yang rendah untuk Pemilu Serentak 2024.

“Berdasarkan data KPU TI Pemilu 2019 lalu, kami menggiatkan sosialisasi di Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, Maluku, dan Kalimantan Tengah untuk meningkatkan antusiasme dan partisipasi masyarakatnya,” kata Usman.

Selain itu Usman mengungkapkan pihaknya juga bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menyukseskan Pemilu 2024 dengan menapis konten negatif seperti hoaks dan ujaran kebencian dari ruang digital berbasis internet, termasuk juga kampanye anti politik uang “Hajar Serangan Fajar” yang diusung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Kami dukung kampanye anti politik uang baik manual maupun bentuk digital dan serangan fajar yang merusak kualitas dan hasil demokrasi,” tegas Usman.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *