Sakato.co.id – Bencana alam hidrometeorologi yang melanda sebagian besar wilayah Sumatera Barat (Sumbar) telah menimbulkan duka mendalam dan kerugian luar biasa. Hingga hari Senin (1/12/2025), data terbaru dari Posko Terpadu Pemerintah Provinsi Sumbar mencatat total kerugian materiil akibat bencana ini telah melampaui angka satu triliun rupiah.
Dampak kerusakan masif ini menjangkau seluruh sektor kehidupan, mulai dari permukiman warga, fasilitas pendidikan, hingga infrastruktur vital yang menjadi urat nadi perekonomian daerah.
Gubernur Mahyeldi dalam keterangan resminya menyampaikan bahwa data korban jiwa terus diperbarui seiring upaya pencarian yang tak kenal lelah.
“Jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 132 orang, sementara 118 warga lainnya masih dinyatakan hilang,” ujar Gubernur Mahyeldi.
Ia memastikan bahwa tim di lapangan bekerja keras, dan proses pembaruan data dilakukan dua kali sehari untuk menjaga akurasi informasi bagi publik. Status Tanggap Darurat telah ditetapkan sejak 25 November 2025, memungkinkan pemerintah daerah untuk mempercepat mobilisasi sumber daya dan bantuan.
Bencana ini meninggalkan jejak kehancuran pada permukiman warga dan sektor pertanian, yang menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat.
Lebih dari 33.000 rumah mengalami kerusakan dengan tingkat keparahan yang beragam.
Sekitar 16.000 hektar lahan pertanian turut terdampak parah, menimbulkan ancaman serius terhadap keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal.
Kerusakan juga meluas ke fasilitas publik. Gubernur merinci bahwa 99 sekolah, 12 fasilitas kesehatan, 72 rumah ibadah, dan 13 perkantoran pemerintah kini tak lagi dapat berfungsi normal.
Sektor infrastruktur penunjang turut mengalami pukulan berat. Tercatat:
– 72 jaringan irigasi dan 10 bendungan rusak.
– Satu ruas jalan utama dan satu jembatan mengalami kerusakan signifikan, dengan total lebih dari empat kilometer ruas jalan dinyatakan rusak berat.
Gubernur Mahyeldi mengakui bahwa beberapa wilayah sempat mengalami kesulitan akses total, termasuk Pasaman Barat, kawasan Selaras Aie di Agam, serta Malalak dan Saniang Baka di Kabupaten Solok.
“Upaya perbaikan darurat sudah membuahkan hasil. Alhamdulillah, sebagian akses jalan kini sudah bisa dilewati sehingga distribusi bantuan dapat dilakukan lebih cepat,” tutupnya dengan nada optimis.
Secara keseluruhan, 16 kabupaten di Sumatera Barat tercatat terdampak bencana. Mahyeldi memberikan apresiasi tinggi atas sinergi antara pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan berbagai lembaga yang terlibat dalam penanganan ini.
“Dukungan dari pemerintah pusat sangat membantu. Presiden dan sejumlah kementerian telah datang langsung serta menyalurkan bantuan yang sangat berarti bagi percepatan pemulihan,” katanya.
Data terkini terus bergerak dan di-“update” oleh posko terpadu yang setiap hari menerima laporan dari tim di tingkat kabupaten dan kota. Pemerintah Provinsi Sumbar memastikan akan terus berjuang mendampingi warga untuk bangkit dari musibah ini.
(*)









Komentar