Bukan Sekadar Instruksi, Gaya ‘Turun Tangan’ Vasko Ruseimy Bawa Sumbar Terdepan dalam Penanganan Bencana

Sakato.co.id – Saat bencana melanda di berbagai daerah Sumatera, perbandingan cara penanganan antara Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mulai menjadi perhatian publik. Dari hasil pengamatan dan penilaian berbagai pihak, Sumatera Barat dinilai memiliki respons dan koordinasi paling sigap dalam menghadapi situasi darurat.

Dalam situasi bencana yang terus menguji kesiapan daerah, Sumatera Barat menunjukkan kapasitas kepemimpinan dan koordinasi yang patut diapresiasi.

Hal ini disampaikan oleh Pandu Putra Utama, Ketua DPP GMNI sekaligus kader GMNI Padang dan putra daerah Pasaman Barat. Menurutnya, efektivitas mitigasi bencana di Sumatera Barat tidak terjadi begitu saja, melainkan hasil dari kepemimpinan yang hadir langsung di tengah masyarakat.

“Di Sumbar, saat kritis, pemimpin mampu melakukan koordinasi efektif dan taktis, baik secara horizontal maupun vertikal, dari tingkat nagari hingga ke pusat,” ujar Pandu.

Ia menilai, perbedaan paling nyata terletak pada keberanian dan kecepatan respon Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, yang sejak awal bencana memilih turun langsung ke lapangan.

“Vasko tidak menunggu laporan, tapi datang sendiri ke titik terdampak, melihat langsung kondisi masyarakat, serta memastikan koordinasi berjalan hingga ke level teknis,” lanjutnya.

Langkah cepat tersebut juga mencakup antisipasi terhadap potensi badai siklon dan curah hujan ekstrem. Wakil Gubernur aktif mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, serta mendorong upaya modifikasi cuaca bersama instansi terkait.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membentuk tim terpadu penanganan bencana yang bekerja lintas sektor dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.

Rapat-rapat strategis yang dilakukan di bawah koordinasi pemerintah provinsi dijalankan bukan sekadar formalitas, melainkan sarana memperkuat data, menajamkan analisis, dan memastikan setiap kebijakan berbasis informasi yang valid.

Pandu menilai, sinergi antara pemerintah daerah, TNI, Polri, BNPB, Basarnas, serta masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan koordinasi di lapangan

“Hubungan antar level pemerintahan kini jauh lebih dekat. Tidak ada lagi saling menunggu, yang ada justru saling menguatkan,” ujarnya.

Dengan dukungan Dashboard Bencana Sumbar, data dan komunikasi antar instansi terus diperbarui, sehingga setiap langkah penanganan bencana dapat berjalan sinkron, cepat, dan terukur.

“Yang paling membedakan Sumatera Barat dari daerah lain adalah mentalitasnya,” tutup Pandu.

“Di sini, tidak ada waktu untuk saling menyalahkan. Yang ada hanyalah semangat saling membantu. Karena di tengah bencana, kekuatan terbesar bukanlah jabatan, tetapi kebersamaan.”

(*)

Komentar