Sakato.co.id – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW) Muhammadiyah resmi meluncurkan sebuah inisiatif terobosan bernama Program Wakaf Pohon di Padang, Sumatera Barat. Program ini tidak hanya memperkuat gerakan wakaf produktif di Indonesia, tetapi juga secara konkret mendorong agenda keberlanjutan atau sustainability serta pelestarian lingkungan.
Peluncuran yang berlangsung di Gedung Convention Hall Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, MA, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) di Padang, Jumat (14/11/2025), menandai dimulainya penanaman total 1.100 pohon. Seribu pohon di antaranya akan ditanam di lahan wakaf Muhammadiyah di Kabupaten Agam, sementara 100 pohon lainnya akan menghijaukan lingkungan kampus UMSB.
Anggota Badan Pelaksana BPKH, Harry Alexander, menegaskan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat. Ia menyebut Wakaf Pohon sebagai model wakaf berkelanjutan (green waqf) yang didorong di Indonesia.
“Wakaf Pohon adalah wujud komitmen BPKH dalam menghadirkan kemaslahatan yang berkelanjutan. Kolaborasi ini bukan hanya tentang penanaman pohon, tetapi tentang menghadirkan manfaat ekologis yang berlangsung puluhan tahun ke depan bagi umat dan lingkungan,” ungkap Harry Alexander.
Senada dengan itu, Sekretaris MPW PP Muhammadiyah, Mashuri Masyhuda, menilai program ini sebagai inovasi wakaf yang sangat relevan dengan tantangan zaman. “Wakaf Pohon menghadirkan manfaat yang tumbuh bersama usia pohon. Ini adalah bentuk wakaf produktif yang memberi keberkahan sekaligus memperkuat ekosistem secara nyata,” ujarnya.
Kolaborasi ini mendapat sambutan positif dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Barat, Tasliatul Fuaddi, yang mewakili Gubernur Mahyeldi, menyampaikan apresiasi tinggi.
“Program ini sejalan dengan langkah Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam memperkuat ketahanan lingkungan. Penanaman pohon akan memberikan dampak signifikan terhadap kualitas udara, ekosistem, dan keberlanjutan wilayah kami,” kata Tasliatul Fuaddi.
Sementara itu, Riki Saputra, Rektor UMSB, menyoroti nilai edukatif yang dibawa program ini bagi civitas akademika.
“Kami menyambut baik program ini karena meneguhkan komitmen UMSB sebagai kampus hijau. Pohon-pohon yang ditanam hari ini akan menjadi laboratorium hidup bagi mahasiswa dalam memahami pentingnya menjaga lingkungan,” sebutnya, menjadikan area kampus sebagai pusat pembelajaran alam.
Program Wakaf Pohon ini tidak berhenti pada penanaman. Ruang lingkupnya mencakup perawatan dan pemantauan pertumbuhan pohon selama satu tahun penuh bersama masyarakat, kampus, dan pemangku kepentingan terkait. Hal ini dilakukan untuk memastikan pohon tumbuh optimal dan manfaat ekologisnya benar-benar berkelanjutan.
Program sinergi BPKH dan Muhammadiyah ini diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana dana keagamaan dapat dioptimalkan untuk kepentingan umat dan lingkungan, menciptakan warisan green waqf yang bernilai jangka panjang.
(*)









Komentar